“Meskipun diangkat puluhan orang dengan bantuan kayu dan tali, batu tersebut tidak bergeming, apalagi bergeser sedikit saja tidak” ujar Suradal (61), sesepuh desa Tambakboyo yang dipercaya menjadi juru kunci atau penjaga di Punden Tambakboyo sambil menambahkan, pada malam harinya, ada sesepuh warga desa itu ada yang mimpi aneh.
Baca Juga: Kenang Pendahulunya, Pangkostrad Ziarah ke Makam Jenderal Soeharto di HUT Kostrad ke 61
Dalam mimpinya didatangi seorang lelaki tua yang berbisik, jika ingin mengangkat batu dari sungai, harus mengiringi dengan tarian tayub dan suara musik gamelan.
Maka, keesokan harinya, atau tepat pada hari Jumat Kliwon, warga kembali beramai-ramai mengangkat batu tersebut. Namun kali ini, mereka membawa beberapa penari tayub, lengkap dengan iringan musik gamelan.
Ajaib….setelah musik tayub dimainkan diiringi penarinya, batu tersebut bisa diangkat. Bahkan warga yang mengangkat hanya berjumlah lima orang saja.
Mengacu dari peristiwa ajaib tersebut, maka batu itu dipindah di Bale Desa Tambahboyo dan setiap malam Jumat Kliwon diadakan ritual Tayuban. Hal ini dipercaya sebagaian warga akan mendapatkan kelancaran dalam mengarungi kehidupan, baik lancar rejeki, mempunyai keturunan, hubungan social dan usaha.***