Tradisi Dukutan Cerminan Kisah Percintaan Masa Lalu Airlangga di Lereng Gunung Lawu

11 Oktober 2021, 00:53 WIB
Tradisi Dukutan di lereng Gunung Lawu hingga kini masih teap dilestarikan /Sukoharjoupdate/Bramantyo

SUKOHARJOUPDATE - Lereng Gunung Lawu kaya akan peninggalan budaya yang usianya ribuan tahun silam.

Salah satunya merupakan Situs Menggung yang berlokasi di Desa Nglurah, Tawangmangu, Karanganyar.

Sesepuh desa Nglurah, Ridin Padmosutoyo (78) yang juga juru kunci situs Menggung menjelaskan menurut arkeolog, situs ini berasal dari masa prasejarah.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Masuknya Islam di Lereng Gunung Lawu 2 Abad Silam (1)

Dimana situs Menggung sendiri usianya hampir sama dengan situs prasejarah lainnya yakni situs Watu Kandang di Matesih, Karanganyar.

"Meski tidak ada bukti tertulis namun situs Menggung dipercaya merupakan petilasan Prabu Airlangga, pendiri kerajaan Kahuripan,"papar Ridin, Minggu 11 Oktober 2021.

Dalam petilasan tersebut ditemukan sebuah pohon besar yang dibawahnya dipercaya sebagai petilasan Airlangga.

Baca Juga: Tafsir Qur'an Kuno di Karanganyar, Jejak Masuknya Islam di Lereng Gunung Lawu (2)

Saking besarnya pohon yang ternyata ada dua jenis itu disatukan oleh akar yang sangat banyak dan besar-besar.

Pohon itu adalah pohon kantil dan pohon Preh. Akar dan sulur pohon preh sudah membalut pohon kantil.

Konon, menurut cerita turun temurun, pada suatu masa dimana ketika Airlangga akan menikahi salah satu putri pamannya di Kerajaan Medang (sekarang sekitar Maospati) tiba-tiba diserang oleh Raja Wurawari yang berasal dari Lwaram (sekarang Cepu/Blora).

Baca Juga: Bupati Karanganyar Meradang Pendaki Nekat Naik Tugu Puncak Gunung Lawu: Cari Sampai Ketemu

Saat itu Airlangga bersama patih setianya yakni Naratoma berhasil melarikan diri dan bersembunyi sementara waktu di sebuah hutan di Wonogiri.

Setelah kondisi dirasa aman Raja Airlangga bersama dengan patihnya berniat kembali ke Kerajaan Kediri. Saat tiba di desa Nglurah ini mereka beristirahat sejenak sebelum kembali ke kerajaan Kediri.

Sampai pada akhirnya Airlangga bertanya pada patihnya apakah mau kembali ikut bersamanya atau tinggal dan membangun desa yang sempat disinggahi Airlangga.

Baca Juga: Bertemu Bupati Karanganyar, Pemuda Viral Naik ke Atas Tugu Puncak Gunung Lawu Dihukum Menanam Pohon

Dan Narotama sendiri akhirnya memilih tinggal dan menikah dengan Nyi Rasa Putih. Berawal dari kisah turun temurun, gambaran permusuhan antara dua insan yang semula saling bermusuhan namun diakhiri dengan pernikahan antara kedua insan.

Yakni Patih Naratama dari kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Raja Erlangga dengan seorang wanita yang dikenal bernama Nyi Roso Putih yang akhirnya terikat sebagai pasangan suami istri.

Mengingat kisah perseteruan dan percintaan masa lalu tersebut diabadikan dalam acara bersih desa di Desa Nglurah Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

Baca Juga: Keren! Warga Lereng Gunung Lawu Bentangkan Bendera Raksasa Serta Bunyikan Sirine di Detik-Detik Kemerdekaan

Selain itu acara bersih desa juga sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersih desa juga bertujuan untuk menghormati para leluhur desa yang telah meninggal.

Menjaga kearifan lokal masyarakat desa Nglurah masih berpegang teguh kepada kepercayaan nenek moyang untuk rutin melakukan bersih desa.***

Editor: Bramantyo

Tags

Terkini

Terpopuler