Sebelum Dikhitan, Edi Mulyono Memandikan Anaknya Terlebih Dahulu di Sendang Gondang Desa Kemiri Klaten

- 13 Desember 2021, 06:05 WIB
Edi Mulyono menggendong anaknya seusai mandi di Sendang Gondang, diarak anak-anak
Edi Mulyono menggendong anaknya seusai mandi di Sendang Gondang, diarak anak-anak /Sukoharjoupdate/ Kinan Riyanto /

Setelah berdoa, Edi Mulyono menabur bunga mawar di permukaan air sendang berukuran 5 kali 5 meter tersebut. Setelah bunga mawar penuh menutupi permukaan air, Langgeng melepas bajunya dan mandi ke dalam sendang, slulup (menyelam) sebanyak 7 kali, sebagai simbol untuk menyucikan diri sebelum disunat.

Baca Juga: Bursa Capres 2024 Makin Ramai, Relawan Sobat Anies Solo Raya Gelar Deklarasi di Sukoharjo

Orang Jawa mengatakan pitu (tujuh), agar Langgeng dan keluarganya yang sedang punya hajat mendapatkan pitulungan (pertolongan) dari Tuhan YME. Dan juga pertolongan pada kehidupan selanjutnya.

"Tradisi ini bukan mistis, tetapi lebih mengedepankan kepedulian dalam menjaga lingkungan di sekitar kita. Dengan melepas ikan-ikan tersebut, ekosistem di air, akan terjaga," kata Kepala Dusun II Sumardiyono, Sabtu 11 Desember 2021.

Selesai mandi, kedua orangtua Langgeng mengganti baju koko. Ia lalu digendong Ayahnya dan diarak pulang kembali ke rumah.

Baca Juga: Tanamkan Rasa Nasionalisme, Pelajar di Tuban Deklarasi Nasionalisme Multikultural di Klenteng Kwan Sing Bio

“Anak ini saya gendong sebagai simbol agar rasa sakitnya saat disunat nanti, biar sakitnya saya gendong untuk saya saja," jelas Edi Mulyono.

Tradisi ini sudah turun-temurun. Namun tidak semua warga mau melakukan hal ini.

"Ini sekaligus untuk melestarikan atau nguri-uri budaya Jawa agar tidak punah. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan melestarikannya," kata Edi.

Baca Juga: Polres Karanganyar Gerak Cepat Evakuasi Longsor Talud di Ngargoyoso Karanganyar

Halaman:

Editor: Kinan Riyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah