Masalah Sampah Terurai, Pasutri di Klaten ini Raih Cuan dari Budidaya Magot

- 17 November 2021, 07:15 WIB
Pengelola Omah Limbah, Eddy Nugroho saat menunjukkan budidaya magot
Pengelola Omah Limbah, Eddy Nugroho saat menunjukkan budidaya magot /Sukoharjoupdate/ Kinan Riyanto /

 

 

SUKOHARJOUPDATE - Sekarang baru ngetren budidaya maggot atau larva lalat. Kegunaan magot banyak sekali, terutama untuk pakan unggas, pakan ikan dan yang pasti menjadi pengurai sampah.

Berangkat dari rasa keprihatinan banyaknya sampah di lingkungannya, pasangan suami istri (pasutri) warga Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Eddy Nugroho (48 tahun) - Ponirah (46 tahun) terjun langsung membudidayakan magot.

Setiap hari Senin dan Kamis, Eddy berkeliling mengambil sampah-sampah milik warga Desa Gempol. Sesampai di Omah Limbah, sampah-sampah itu dipilih dan dipilah. Yang organik untuk maggot, yang non organik disisihkan.

Baca Juga: Gerah Dituding Rangkap Jabatan, Gibran Blak-blakan Jelaskan Posisinya di PT Wadah Masa Depan

Tanpa rasa sungkan, Ponirah dan Nur, mengolah sampah-sampah tersebut menjadi bubur. Ini berfungsi untuk pakan magot.

"Awalnya ya risih juga saat pertama kali memilah dan mengolah sampah ini, tapi lama-lama tidak, sudah biasa," kata Ponirah.

Selain mengambil sampah rumah tangga dan beberapa warung makan, Eddy juga mengambil sampah buah-buahan yang busuk di pasar. Sebelum digiling, buah-buahan itu dicacah dulu, agar saat memasukkan ke gilingan lebih mudah.

Halaman:

Editor: Kinan Riyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x