SUKOHARJOUPDATE - Kata-kata Kepak Sayab Kebhinekaan Puan Maharani bukan tanpa alasan. Cucu Proklamator Indonesia, Soekarno tersebut mempunyai campuran darah keturunan yang sangat banyak. Itu secara biologis. Secara ideologispun juga begitu.
Demikian dijelaskan Palgunadi, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Gema Perjuangan Maharani Nusantara (GPMN) di hadapan para pengurus Dewan Pengurus Daerah (DPD) GPMN Sukoharjo.
"Mbak Puan itu keturunan siapa sudah jelas. Dalam tubuhnya mengalir banyak darah keturunan baik dari garis ibunya maupun garis keturunan dari bapaknya," kata Palgunadi.
Dalam tubuh Puan Maharani, kata Palgunadi, mengalir garis keturunan Minang yang kuat. Nenek Puan dari garis ayahnya, yakni almarhum Taufiq Kiemas, bernama Hamzatun Rusdja adalah tokoh perempuan Minang dari Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Bahkan Taufiq Kiemas sendiri pernah mendapat gelar Datuk Basa Batuah. Ibunya, Megawati Soekarnoputri, mendapat gelar Puti Reno Nilam.
Dari garis ibunya, Megawati Soekarnoputri, Eyang Buyut Putri berasal dari Bali bernama Ida Ayu Nyoman Rai, sedangkan Eyang Buyut Kakung berasal dari Jawa Timur bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo. Dari merekalah lahir Soekarno, kakek Puan.
Sedang neneknya, Fatmawati, adalah puteri dari pasangan Hasan Din dari Bengkulu dengan Siti Khadijah dari keturunan Kerajaan Inderapura yang berpusat di Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca Juga: Dukung Puan Maharani Calon Presiden 2024, GPMN Kepakkan Sayap Sampai Sukoharjo
Sementara dari garis keturunan ayahnya, almarhum Taufiq Kiemas, kakek Puan berasal dari Sumatera Selatan bernama Tjik Agoes Kiemas dan Nenek bernama Hamzatoen Rosjda dengan ayah berasal dari Pulau Pisang Krui, Lampung, bernama Joesaki, dan ibu dari Batipuh Tanah Datar, Sumatera Barat, bernama Taksiah.