Datangi Warga Terdampak Corona di Bantaran Bengawan Solo, Okan Cornelius Bagikan Kasur

- 7 Agustus 2021, 15:30 WIB
Okan Cornelius bersama Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan memberikan bantuan kasur busa dan paket sembako kepada Sarsiti, seorang janda yang tinggal di pinggir Bengawan Solo.
Okan Cornelius bersama Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan memberikan bantuan kasur busa dan paket sembako kepada Sarsiti, seorang janda yang tinggal di pinggir Bengawan Solo. /Sukoharjo Update/Nanang Sapto Nugroho/



SUKOHARJOUPDATE - Mantan pesinetron, Okan Cornelius berbagi kasur busa untuk warga miskin terdampak corona di bantaran Bengawan Solo di Desa Laban, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Sabtu 7 Agustus 2021.

Aksi berbagi kasur sebagai bentuk kepedulian di tengah pandemi dilakukan Okan bersama Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Kapten Inf Kurniawan Jayadi mewakili Dandim Sukoharjo, Letkol Inf Agus Adhy Darmawan.

Kasur busa yang dibagikan merupakan produk dari perusahaan milik Okan sendiri, namanya Inoac Yukata. Selain kasur busa, perusahaan ini juga memproduksi spring bed berbagai merk.

Baca Juga: Ibu Meninggal Terpapar Corona, Seorang Bayi di Sukoharjo Jadi Piatu

“Ini merupakan kegiatan Inoac Yukata peduli, kami ingin berbagi untuk kesehatan dengan sesama dan membangun tali persaudaraan. Kami datang memberikan semangat kepada masyarakat dalam menghadapi pandemi," kata Okan.

Selain kasur, juga diberikan paket sembako dari Polres Sukoharjo dan Kodim Sukoharjo. Salah satu penerimanya adalah seorang janda umur 75 tahun bernama Sarsiti. Ia sangat berterima kasih telah diberi bantuan.  

Mengaku berprofesi sebagai tukang pijat, Sarsiti hidup sebatang kara disebuah rumah yang jauh dari kata layak huni. Rumah berdinding kayu beratap genting lusuh dan seng yang dihuninya, berada persis di pinggir sungai Bengawan Solo.

Baca Juga: Rumah Sakit Darurat Covid 19 di Boyolali Segera Beroperasi

"Biasanya saya bekerja dirumah saja menjadi tukang pijat. Tapi karena sekarang ada corona, tidak ada lagi yang kesini, jadi saya sekarang menganggur," tuturnya.

Sebagai tukang pijat, Sarsiti mengaku selama ini tidak pernah mematok tarif. Penghasilannya tergantung dari kerelaan orang yang datang untuk meminta jasa pijatnya.

"Penghasilan saya tidak menentu. Ada yang ngasih Rp 100 ribu, ada juga yang sama sekali tidak ngasih. Yang datang kesini biasanya ada sakit karena keseleo, terus ada juga yang pijat untuk kebugaran," pungkasnya.***

Editor: Triyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x