Wisata Religi ke Masjid Agung Demak, Masjidnya Para Wali

- 8 Juni 2022, 19:01 WIB
Berikut penjelasan tentang Masjid Agung Demak yang merupakan masjid para wali
Berikut penjelasan tentang Masjid Agung Demak yang merupakan masjid para wali /Dokumentasi pariwisata.demakkab.go.id/

BERITASUKOHARJO.com - Semua orang mestinya sudah pernah mendengar Masjid Agung Demak.

Tapi tidak semua orang pernah berkunjung dan solat di Masjid Agung Demak.

Semua orang pasti sudah mendengar cerita tentang Wali Songo.

Nah wali songo itu sering solat di Masjid Agung Demak ini. Karena itulah, Masjid Agung Demak adalah masjidnya para wali.

Baca Juga: Lirik Lagu It'll Be Okay - Rachel Grae, Lagu yang Jadi Backsound Video Kenangan Eril Anak Ridwan Kamil

Di manakah letaknya Masjid Agung Demak? Bagaimana ceritanya?

Masjid Agung Demak berlokasi kota Demak, Jawa Tengah.

Dari Semarang jaraknya sekitar tigapuluh km. Jalan dari Semarang ke Demak sudah bagus.

Masjid Agung Demak masuk dalam wilayah Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Baca Juga: Lirik Lagu dan Terjemahan One Day in Your Life - Michael Jackson, Lagu Lawas yang Cocok Untuk Mengenang Sosok

Masjid Agung Demak dibangun di abad ke limabelas, di masa pemerintahan kerajaan Demak. Ini adalah masjid tertua di pulau Jawa.

Di masjid ini ditemukan prasasti yang mengandung sengkalan alias simbol angka tahun.

Di mihrabnya ada gambaran seekor bulus atau kura kura yang terlihat empat kakinya.

Gambar bulus (kura kura) itu ditafsirkan sebagai metafora angka tahun.

Kepalanya berarti angka satu, kakinya berarti angka empat.

Baca Juga: Lirik Lagu Kehilangan - Cristina, Ketika Orang Tercinta Harus Pergi Selamanya

Badan bulus berarti angka nol. Ekor bulus berarti angka satu.

Jadi keseluruhannya menunjukkan angka tahun 1401 Saka. Dalam tahun Masehi 1479.

Gambaran mahluk hidup di dalam masjid ini juga salah satu keunikan Masjid Demak ini.

Karena dalam Islam tidak lazim menampilkan gambaran mahluk hidup di rumah apalagi di masjid.

Gaya arsitektur Masjid Demak khas sekali. Gayanya sangat berbeda dengan gaya arsitektur masjid di Timur Tengah.

Baca Juga: Perdana Hadiri Festival Film Cannes, IU Akui Justru Lakukan Kesalahan Terburuk: Jika Ada Lain Kali, Aku...

Gaya arsitekturnya adalah gaya Jawa.

Atapnya mirip piramida bersusun tiga. Paling bawah yang terbesar lalu makin ke atas makin kecil.

Bentuk ini adalah gaya tradisional Jawa kuno yang nampak di relief Candi Sukuh dan lain lain. Bentuk ini serupa dengan meru yang lazim dipakai di pura.

Bangunan utama masjid ini terbuat dari kayu.

Di dalamnya ada empat pilar utama yang dalam bahasa Jawa disebut soko guru.

Baca Juga: Lirik Lagu Aku Selalu Cinta - Novia Kolopaking, Bila Orang Tercinta Harus Pulang Menghadap-NYA

Salah satu soko guru itu disebut soko tatal. Tatal dalam bahasa Jawa artinya sisa sisa kayu atau potongan kayu.

Konon pilar tersebut dibuat dari sisa sisa kayu.

Pilar itu diyakini dibuat oleh Sunan Kalijogo, salah satu dari wali songo.

Pilar pilar itu dihiasi dengan ukiran kayu.

Di dalam ada mihrab, ruang solat utama, dan serambi.

Baca Juga: Secret Number Resmi Comeback dengan DOOMCHITA, Dita Karang Cs Tampil Memesona

Di mihrab terdapat prasasti bulus.

Di ruang solat utama ada soko guru.

Di serambi ada delapan tiang.

Kemudian ada juga sebuah bedug.

Di Masjid Deak ada pintu bledeg. Artinya pintu petir.

Ada sebuah legenda yang berhubungan dengan nama ini.

Baca Juga: Sinopsis Big Mouth yang Bakal Segera Tayang, Lee Jong Suk dan Yoona SNSD Jadi Pasangan Suami Istri

Konon di jaman kerajaan Demak ada seorang tokoh yang bernama Ki Ageng Selo.

Dia mampu menangkap petir yang menyambar.

Lalu Sultan Demak memerintahkan dia melukis petir tersebut.

Konon ketika dia sedang menggambarnya ada seroang wanita datang.

Si wanita lalu menyiramkan air ke petir.

Terjadi ledakan dahsyat dan petir dan wanita itu lantas hilang.

Baca Juga: Akan Hadapi Kuwait, Pelatih Shin Tae-yong Bocorkan 3 Tantangan Besar untuk Timnas Indonesia

Sesungguhnya pintu bledeg itu merupakan sengkala.

Sengkala ietu ditafsirkan menjadi kalimat ”Naga mulat saliro wani ”.

Itu adalah simbol dari angka tahun 1388 Saka atau 1466 Masehi atau 887 H.

Ada juga sebuah tempat solat khusus untuk wanita yang disebut pawestren.

Bahan bangunan pawestren dibuat dari kayu jati dan dibuat pada zaman K.R.M.A. Arya Purbaningrat. 

Baca Juga: Kang Dong Won Ungkap Hubungan Pertemanannya dengan V BTS

Di belakang Masjid Demak ada makam para sultan Demak.

Ada makam Raden Patah yang merupakan raja pertama Demak.

Lalu ada makam Pati Unus sultan keduanya.

Ada juga makam Sultan Trenggono sultan ketiga.

Dan makam Pangeran Sekar Sedo Lepen.

Baca Juga: Jadwal Pengumuman Hasil TKD dan Core Values BUMN, Cek Link dan Tahapan Tes Selanjutnya Berikut

Itulah sepintas tentang Masjid Demak.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: pariwisata.demakkab.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x