Cerita Ramayana di Candi Prambanan dan Tafsirnya

- 7 Juni 2022, 15:41 WIB
Relief Ramayana di Candi Prambanan
Relief Ramayana di Candi Prambanan /Bambang Udoyono

BERITASUKARJO.com - Semua orang pasti sudah tidak asing lagi dengan Candi Prambanan.

Sejak SD pasti kita sudah belajar tentang Candi Prambanan. Tidak sedikit di antara kita yang ikut darmawisata ke Candi Prambanan di SMP atau SMA.

Meskipun demikian seperti yang dipantau oleh tim BeritaSukoharjo.com, bahwa wistawan Indonesia ketika berwisata di Candi Prambanan tidak memakai jasa pramuwisata lokal.

Baca Juga: Geger Kunjungan Ketua MK dan Adik Jokowi Idayati ke Rumah Kapolda Banten, Profesor Bambang Ungkap Alasannya

Kemungkinan besar mereka juga tidak membaca buku panduan tentang Candi Prambanan.

Akibatnya sebagian besar mestinya tidak tahu kalau di Candi Prambanan ada cerita Ramayana yang dipahatkan di reliefnya.

Di manakah relief yang berisi cerita Ramayana tersebut? Cerita Ramayana dipahatkan di dinding pagar langkan Candi Siwa. Candi Siwa adalah candi utama di kompleks Candi Prambanan.

Di Candi Prambanan itu ada tiga bangunan candi yang utama yang terletak di halaman tengah. Di sana ada Candi Siwa, Candi Brahma dan Candi Wisnu. Itulah Trimurti dalam Hindu.

Baca Juga: Candi Sukuh, Destinasi Wisata Sejarah Budaya yang Tiada Duanya

Candi Brahma ada di bagian selatan. Candi Siwa ada di tengah dan Candi Wisnu ada di utaranya.

Candi Brahma hanya memiliki satu ruangan. Di dalamnya ada patung dewa Brahma. Candi Wisnu juga hanya memiliki satu ruangan. Di dalamnya ada satu patung wisnu.

Candi Siwa memiliki empat ruangan.  Di sisi timur ada satu ruang besar. Di dalamnya ada patung dewa Siwa berukuran besar.

Di sisi selatan ada satu ruangan kecil. Di dalamnya ada sebuah patung Agastya. Di sisi barat ada sebuah ruangan kecil. Di dalamnya ada patung Ganesya. Di sisi utara juga ada sebuah ruangan kecil berisi patung dewi Durga Mahisasuramardini.

Patung Durga inilah yang dimitoskan sebagai Roro Jonggrang.

Baca Juga: Candi Sukuh, Destinasi Wisata Sejarah Budaya yang Tiada Duanya

Kalau pengunjung memasuki candi dari pintu timur mereka akan menuju langsung ke ruangan utama.

Cerita Ramayana dimulai dari pintu timur tepat di sebelah kiri pintu tersebut.

Kalau pengunjung memutari candi ke arah kiri, dengan candi di sebelah kanannnya maka cerita Ramayana ada di sebelah kirinya.

Dikutip BeritaSukoharjo.com melalui situs bpcbdiy.kemdikbud.go.id dan borobudurpark.com, inilah cerita Ramayana di dinding Candi Prambanan secara singkat.

Baca Juga: Deddy Corbuizer dan Sabrina Chairunnisa Akhirnya Resmi Menikah

Cerita diawali dengan masa muda Rama.

Di sana ada adegan ketika Rama memanah para raksasa yang menganggu ketenangan para pendeta.

Kemudian ada panel relief yang menggambarkan Rama menikah dengan istrinya Sita atau dalam dialek Jawa Tengah diucapkan Sinto. Sita atau Sinto adalah putri raja negeri Mantili Prabu Janaka.

Rama menikahi Sinto setelah dia memenangi sayembara memanah yang diadakan oleh Prabu Janaka.

Di sisi selatan ada serangkaian relief yang melukiskan adegan pernikahan itu.

Baca Juga: Bukan Cha Eunwoo atau Personel Blackpink, Dua Idola K-Pop Inilah yang Menang Voting Tertampan dan Tercantik

Panel selanjutnya melukiskan adegan ketika Rama dan Sinto berada di sebuah hutan dikawal oleh adik Rama yang bernama Laksmana atau Lesmono dalam logat Jawa.    

Di hutan Dandoko itulah akan terjadi peristiwa penting yang menjadi masalah besar buat mereka.

Suatu ketika Sinto melihat seekor kijang emas di dekat mereka. Sinto ingin memiliki kijang emas tersebut. Maka dia meminta Rama menangkapnya hidup hidup.

Kemudian Rama mengejar si kijang emas sampai jauh. Sedangkan Sinto dijaga oleh Lesmono.

Baca Juga: 'All of Us are Dead' Umumkan Season 2, Netizen Justru Ramai Perbincangkan 'Alice in Borderland', Kenapa?

Akhirnya Rama kehilangan kesabaran lantas dia memanah si kijang. Bidikannya tepat mengenai si kijang emas. Sebelum mati, si kijang emas menjerit keras lalu seketika berubah menjadi seorang raksasa.

Adegan ini ditampilkan dalam sebuah relief yang indah.

Ternyata dia adalah Kala Marica, seorang raksasa dari Alengka. Dia diutus oleh Rahwana alias Dosomuko untuk menggoda Sinto.

Rahwana alias Dosomuko adalah raja Alengka yang juga mencintai Sinto. Dia meyakini bahwa Sinto adalah titisan atau reinkarnasi Widowati yang sangat dicintainya.

Baca Juga: Anak Tidak Suka Sayur? Buatkan Jamur Krispi Ini, Dijamin Lahap Makan

Sinto mendengar jeritan itu dan mengira Rama cedera atau kena musibah. Dia meminta Lesmono mencari kakaknya.

Awalnya Lesmono keberatan karena dia yakin Rama mampu mengatasi persoalan. Tapi Sinto berkeras sehingga Lesmono mengalah.

Tapi sebelum berangkat dia membuat garis di tanah yang mengelilingi Sinto. Dia berpesan agar Sinto jangan melangkah keluar dari garis itu.

Setelah Lesmono pergi Sinto diculik oleh Rahwana dan dibawa terbang ke Alengka.

Baca Juga: Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa Menikah, Azka Corbuzier Tulis Ucapan Ini

Adegan ini juga ada di sebuah relief di sisi barat.

Itulah penyebab perang. Panel berikutnya melukiskan persiapan perang.

Rama menyiapkan tentara monyet. Ada adegan yang melukiskan perkelahian antara Sugriwo dan Subali.

Mereka adalah dua saudara yang bermusuhan. Rama membantu Sugriwo dan mamanah Subali.

Setelah Subali mati Sugriwo menjadi raja monyet dan menyiapkan rakyatnya menjadi pasukan Rama.

Baca Juga: 7 Momen Idol K-Pop Jadi Pengacau Dapur, Salah Satunya Jungkook BTS

Panel berikutnya tidak kalah menarik, yaitu adegan spionase. Rama mengirimkan seeekor monyet putih bernama Hanuman atau Anoman dalam logat Jawa, ke Alengka.

Anoman ditugasi menemui Sinto dan memata matai Alengko. Ada relief yang mengambarkan Anoman bertemu dengan Sinto.

Relief berikutnya melukiskan Anoman dikejar tentara Alengko. Kemudian ada relief yang menggambarkan dia melompat di sebuah bangunan dan membakarnya.

Ini adalah salah satu adegan ketika dia tertangkap lalu dibakar. Tapi dia berhasil lolos dan bahkan membakar istana Alengka.

Baca Juga: SAH! Deddy Corbuzier Resmi Menikah dengan Sabrina Chairunnisa

Relief berikutnya melukiskan Anoman menghadap Rama. Relief terakhir di sisi timur juga indah.

Relief tersebut mengambarkan adegan ketika pasukan monyet membangun jembatan untuk menyeberangi selat yang memisahkan antara India selatan dengan Alengka.

Hanya sampai di situlah cerita Ramayana di Candi Prambanan. Perang antara pasukan monyet versus pasukan raksasa tidak dilukiskan di Candi Siwa.

Ada sebuah tafsir tentang adegan Sinto ingin memiliki kijang emas. Konon itu adalah metafora bahwa istri bisa mendorong suaminya mengejar harta duniawi.

Baca Juga: 7 Aktor Drama Korea dengan Kemampuan Akting yang Brilian. Siapa Saja Mereka?

Kemudian Sinto yang melangkahi garis yang dibuat Lesmono juga ada tafsirnya. Konon itu juga metafora.

Garis itu adalah simbol dari garis moralitas. Kalau itu dilangkahi akibatnya bisa menimbulkan masalah besar.

Itulah secara singkat cerita Ramayana di Candi Prambanan dan tafsirnya.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: borobudurpark.com bpcbdiy.kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x