Berikut kutipan keterangan Ismail Lutfi dan Andi Muhammad Said dari BPCB Jatim.
Kedua prasasti itu terpahat di batu yang kecil.
Di batu yang terkecil ada dua buah aksara Jawa kuno atau Kawi.
Pertama aksara ra dengan tanda baca di atasnya yang menandakan bunyi sengau. Jadi dibaca rang.
Aksara kedua aksara ja dan di atasnya ada pepet jadi dibaca ji.
Baca Juga: Presiden Jokowi Secara Resmi Sampaikan Dukacita untuk Eril Putra Ridwan Kamil
Jadi semuanya berbunyi rangji.
Kemungkinan itulah awal penyebutan nama desa Kranjingan.
Aksara itu masih dalam bentuk standard, belum ada gaya jadi merujuk pada periode yang sangat tua.
Di prasasti yang lebih besar batunya ada lima baris kalimat.