Asal Mula Candi Badut Serta Fakta Dibalik Nama yang Jarang Diketahui

- 8 Mei 2022, 15:59 WIB
Asal mula Candi Badut yang ditemukan pada tahun 1921
Asal mula Candi Badut yang ditemukan pada tahun 1921 /kebudayaan.kemdikbud.go.id

BERITASUKOHARJO.com -Candi Badut terletak di Dukuh gasek, desa Dinoyo kelurahan Karang Besuki, kecamatan Sukun, Malang. Candi Badut dianggap tampilan awal Jawa Timur di panggung sejarah.

Candi Badut adalah Candi Hindu (Siwa). Seni bangunannya masih termasuk gaya langgam Jawa Tengah periode abad Vlll Masehi hingga X Masehi.

Bahan Candi dari batu andesit dan kaki Candi polos tidak berhias. Adapun prasasti yang mendukung Candi Badut adalah Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760 Masehi, bertuliskan huruf Kawi dan berbahasa Sansekerta.

Baca Juga: Sukses Turunkan Berat Badan, Artis Korea Ini Rela Tidak Makan Karbohidrat

Awal cerita Candi Badut oleh Prasasti Dinoyo pada awal abad VIII Masehi ada Sebuah kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan (Desa Kajuron) dengan raja bernama Dewa Shima.

Raja tersebut mempunyai Putra bernama Liswa selanjutnya ia menggantikan ayahnya menjadi raja bergelar Gajayana.

Raja Gajayana membangun tempat pemujaan untuk Dewa Agastya (Siwa Mahaguru). Peresmian bangunan pemujaan dilakukan pada tahun 760 masehi oleh para pendeta.

Baca Juga: Tantangan Besar Sakura LE SSERAFIM sebagai Orang Jepang yang Bekerja di Korea Selatan

Saat itu Dewa menghadiahkan tanah, lembu, dan segala hal yang diperlukan untuk melangsungkan upacara tersebut.

Bangunan Candi Badut dahulu terdiri atas sebuah bangunan candi induk dan 3 buah bangunan candi perwara yang terletak di depannya namun ketika candi perwara itu kini tinggal puing-puingnya.

Candi Badut ditemukan pada tahun 1921. Saat ditemukan Candi Badut hanya berupa gundukan bukit batu dan runtuhan bangunan.

Baca Juga: Inilah Selebriti Korea yang Paling Berpengaruh Setiap Tahun Selama Dekade Terakhir Menurut Forbes Korea

Orang yang pertama kali memberitahu adanya badut adalah Maureen Brecher, seorang kontrolir (pegawai pemerintah Hindia Belanda) yang bertugas di Malang.

Pada tahun 1925 sampai 1927 di bawah pimpinan De Haan dari purbakala Hindia Belanda candi Badut kembali dibangun.

Kemudian pada tahun 1992 hingga 1993 dilakukan pemugaran kembali oleh suaka purbakala Jawa Timur. Dahulu kala candi Badut dikelilingi tembok sekarang sudah tidak ada lagi.

Baca Juga: Inilah Selebriti Korea yang Paling Berpengaruh Setiap Tahun Selama Dekade Terakhir Menurut Forbes Korea

Atap Candi Badut juga ikut runtuh, untuk menuju ke bilik utama, terdapat sebuah tangga masuk yang diapit oleh pipi tangga oleh relief Kinara-Kinari (makhluk surga berbadan burung kepala manusia), bertugas mengizinkan masuk surga.

Pada dinding bagian luar Candi Badut terdapat relung-relung berisi arca arca Dewa pengiring dalam agama Hindu, sekarang hanya tersisa arca Durga di relung Utara.

Asal-usul nama Candi Badut diambil dari bahasa Sansekerta “Bha-Dyut”artinya sorot Canopus atau sorot Dewa Agastya. Berdasarkan nama maka dapat diketahui bahwa badut adalah candi Siwa.

Baca Juga: Hal-Hal yang Disukai Introvert, Begini Penjelasannya

Tempat pemujaan Dewa Siwa sebagai Agastya atau Siwa guru.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Buku (Seri fakta dan rahasia dibalik candi, Daniel Agus Mary


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah