Candi Sukuh, Destinasi Wisata Sejarah Budaya yang Tiada Duanya

7 Juni 2022, 15:26 WIB
Candi Sukuh di Kecamatan Ngargoyoso /kemdikbud.go.id/

BERITASUKOHARJO.com- Para penggemar wisata budaya seharusnya berwisata juga ke Candi Sukuh.

Candi Sukuh memang tidak sepopuler Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Meskipun demikian Candi Sukuh memiliki daya tariknya sendiri.

Apa daya tarik Candi Sukuh? Daya tariknya adalah kekhasan gaya arsitekturnya. Dengan kata lain, gaya arsitektur Candi Sukuh tiada duanya di Indonesia.

Baca Juga: Deddy Corbuizer dan Sabrina Chairunnisa Akhirnya Resmi Menikah

Di manakah Candi Sukuh? Mengapa gaya arsiteturnya khas?

Dikutip BeritaSukoharjo.com melaui candi.perpusnas.go.id, Candi Sukuh terletak di dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.

Lokasinya ada di lereng barat Gunung Lawu, di ketinggian 900 m di atas permukaan laut. Candi Sukuh adalah sebuah candi Hindu yang dibangun di abad ke-15.

Tahun awal pembangunan atau selesainya pembangunan diketahui dari sengkalan (kode angka tahun) yang ditemukan di gerbang.

Di gerbang di sisi kiri ada pahatan berupa seseorang laki laki yang sedang menggigit ekor ular.

Baca Juga: Bukan Cha Eunwoo atau Personel Blackpink, Dua Idola K-Pop Inilah yang Menang Voting Tertampan dan Tercantik

K.C. Cruq berpendapat pahatan tersebut merupakan sebuah sengkalan. Sengkalan itu membentuk kalimat, gapura buta anahut buntut (gapura raksasa menggigit ekor)

Kalimat tersebut ditafsirkan sebagai tahun 1359 Saka atau tahun 1437 M. Di sisi lain ada juga pahatan raksasa menelan manusia. Itu ditafsirkan sebagai sengkalan juga.

Kalimatnya menjadi gapura buta mangan wong. Artinya gapura raksasa memakan manusia. Kalimat itu bisa ditafsirkan sebagai angka tahun 1359 Saka atau 1437 M.

Di gapura itu di bagian atas ada pahatan berupa wajah Kala yang khas, yang berbeda dengan Kala di Candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Baca Juga: 'All of Us are Dead' Umumkan Season 2, Netizen Justru Ramai Perbincangkan 'Alice in Borderland', Kenapa?

Gapura itu berada di halaman pertama yang paling rendah. Ketika pengunjung maju lagi akan sampai pada dua tingkat lagi. Di setiap tingkat ada tembok yang sudah rusak. Bangunan utama Candi Sukuh ada di tingkat ketiga, yang tertinggi.

Di depan bangunan utama candi ada sejumlah patung. Di antaranya tiga patung garuda. Sayang kepalanya sudah hilang.

Salah satu patung garuda memiliki prasasti berangka tahun 1363 Saka atau 1441 M dan 1364 Saka atau 1442 M.

Tepat di depan bangunan utama ada dua buah benda dari batu yang seperti altar. Bentuknya seperti kura kura besar tapi punggungnya rata.

Baca Juga: Anak Tidak Suka Sayur? Buatkan Jamur Krispi Ini, Dijamin Lahap Makan

Di sebelahnya ada semacam platform dari batu. Ada pahatan relief dengan cerita Mahabarata.

Di relief itu nampak gambaran uterus dan dua anak kembar di dalamnya. Diperkirakan itu adalah Nakula dan Sadewa, dua tokoh kembar dari cerita Mahabarata.

Di sebelah altar kura kura itu ada bangunan batu seperti tiang dengan pahatan cerita Garudeya.

Cerita Garudeya atau cerita Garuda ini adalah cerita yang sama dengan yang dipahatkan di Candi Kidal, di Malang.

Baca Juga: Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa Menikah, Azka Corbuzier Tulis Ucapan Ini

Di tingkat ketiga ini ada beberapa panel relief yang sudah lepas dari dindingnya. Isinya adalah cerita Sudhamala.

Intinya ini adalah cerita tentang tokoh Pandawa dari cerita Mahabarata. Betari Uma dikutuk oleh suaminya Batara Guru karena menolak melayani. Dia dikutuk menjadi raksasa perempuan.

Kemudian dia minta tolong kepada Sadewa, anak bungsu dalam keluarga Pandawa. Dia adalah anak Pandu dari istri keduanya, Dewi Madrim.

Sang dewi meminta tolong kepada Sadewa untuk membebaskannya dari kutukan. Setelah melalui perjuangan akhirnya sadewa berhasil meruwat atau melepaskan sang dewi dari kutukan.

Baca Juga: SAH! Deddy Corbuzier Resmi Menikah dengan Sabrina Chairunnisa

Bangunan utama Candi Sukuh ini sangat khas. Dia berbeda sekali dengan semua candi di Indonesia. Jadi dia tiada duanya.

Bentuknya trapesium. Di bagian bawah berukuran 15 x 15 m. Lalu batu di atasnya sedikit lebih menjorok ke dalam. Demikian seterusnya ke atas. Maka makin ke atas makin kecil.

Dari jauh sepintas nampak seperti piramida berundak. Di sisi depan (barat) ada tangga curam menuju ke puncak. Puncak Candi Sukuh ini datar. Di puncaknya ada beberapa umpak (penyangga tiang).

Candi Sukuh ini tidak jauh dari kota Surakarta. Jika naik kendaraan pribadi sekitar 90 menit. Jalannya sudah cukup bagus. Tapi sejak dari Karangpandan jalannya terus menanjak.

Tanjakan terakhir menjelang candi adalah paling curam dan ada tikungan tajam.

Itulah sekilas tentang Candi Sukuh yang tiada duanya di Indonesia.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: candi.perpusnas.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler