Cerita tentang Tumapel dan Singosari Menurut Pakar Akeologi

3 Juni 2022, 14:40 WIB
Berikut cerita arkeolog tentang situs Tumapel dan Singosari. /

BERITASUKOHARJO.com - Kalau kita memasuki kota Malang dari Surabaya maka kita aka melewati kawasan bernama Singosari.

Para penggemar cerita sejarah atau novel dengan latar belakang pasti sudah tidak asing lagi dengan nama Singosari.

Singosari dan Tumapel juga lekat dengan nama tokoh Kertanegara, Tunggul Ametung, Ken Dedes dan Ken Arok.

Baca Juga: Lirik Sholawat Nariyah Lengkap Arab-Latin, Keutamaannya Beserta Artinya

Meskipun demikian di masyarakat beredar banyak dongeng tentang Singosari yang belum tentu benar.

Maka mari kita simak paparan tentang Singosari dan Tumapel dari pakar arkeologi bernama Ismail Lutfi.

Ismail Lutfi memaparkan bahwa situs yang bernama Singosari sekarang dulunya bernama Singhasari.

Baca Juga: Update Emmeril Kahn Putra Ridwan Kamil, MUI Jabar Imbau Shalat Ghaib

Di sana ada candi Singasari yang masih dalam kondisi relatif baik.

Ada dua arca Dwarapala yang berukuran sangat besar.

Tapi belum jelas apakah kedua arca itu dulunya ada di gerbang istana atau bangunan untuk agama.

Menurut Lutfi awalnya kerajaan Singhasari berasal dari sebuah kawasan bernama Tumapel.

Baca Juga: Kabar Gembira! Artis Jang Na Ra Akan Menikah, Begini Katanya

Sekarang Tumapel itu berada di dalam kota kawasan bernama Kutorejo di kota Malang sisi timur.

Dulunya desa itu juga bernama Kutobedah.

Kemungkinan berasal dari nama Kutaraja yang artinya ibukota.

Temuan artefak menguatkan dugaan bahwa tmpat itu dulunya ibukota.

Kitab Pararaton juga menyebutkan bahwa Tumapel berada di wetaning Kawi atau di timur gunung Kawi.

Baca Juga: Diduga Putra Ridwan Kamil Telah Meninggal Dunia Akibat Tenggelam, MUI Jabar Melaksanakan Shalat Ghaib

Posisi geografisnya memang strategis karena terletak dekat dua sungai besar.

Kata Lutfi nama Singasari lebih dikenal daripada Tumapel.

Wilayah Singhasari penting sekali di masa lalu.

Di sana pernah ditemukan dua prasasti.

Pertama prasasti Camundi yang ditemukan beberapa kilometer dari Singsosari.

Prasasti tersebut menceritakan maharaja Kertanegara, raja terakhir Singhasari.

Baca Juga: Resep Udang Saus Asam Manis Ala Restoran, Cocok untuk Jualan

Menariknya di dalam prasasti itu menyebutkan adanya konsep Dwipantara atau sinonimnya adalah Nusantara.

Kedua prasasti dari mahapatih Gajahmada.

Prasasti itu menyebutkan tahun kematian raja Kertanegara.

Sehingga menimbulkan pertanyaan hubungan antara Gajah Mada dengan raja Kertanegara.

Di prasasti itu Gajah Mada mengatakan membangun sebuah bangunan suci untuk raja Kertanegara.

Baca Juga: Anda Pecinta Kucing? Ini Janji Baik dari Allah SWT, Nomor 5 Paling Didambakan

Jadi mungkin Gajah Mada adalah keturunan Kertanegara.

Di Singosari ada dua arca Dwarapala yang terbesar di Indonesia.

Tapi bangunan istana agaknya dari kayu. Karena banyak bahan itu disekelilingnya.

Bawahnya disangga dengan umpak (pondasi dari batu).

Tapi tidak ada umpak di Singosari jadi belum jelas letak istananya.

Baca Juga: Yuk! Bikin Menu Baru dari Kacang Panjang. Simak Resepnya di Sini

Mungkin rusak karena alam atau perang.

De Casparis mengatakan di abad 10 M Empu Sindok kratonnya seperti barak militer yang bisa dibongkar pasang.

Sehingga mudah pindah kalau ada situasi yangg tidak menguntungkan secara politis.

Jadi sering pindah ibukota.

Maka penguasa Tumapel sampai masa Kertanegara sangat mungkin pindah pindah.

 Baca Juga: Resep Sayur Jantung Pisang, Dijamin Enak dengan Kuah Santan

Awalnya penguasa Tumapel adalah Tunggul Ametung.

Kemudian penguasa berikutnya adalah Ken Angrok atau Ken Arok.

Ken Arok lalu menikahi janda Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes.

Perkawinannya dengan Ken Dedes lahirlah empat anak.

Ken Arok juga punya istri lain yang memiliki empat anak juga.

Baca Juga: Penghasilan Cha Eun Woo ASTRO Disebut Menempati Peringkat Pertama, Berikut Penjelasannya

Sedangkan Ken Dedes memiliki anak laki laki bernama Anusapati dari perkawinanya dengan Tunggul Ametung.

Anusapati ini setelah meninggal kemudian didarmakan di candi Kidal yang sekarang berada di luar kota Malang.

Menurut Jessy Bloom di kawasan Singosari pernah berdiri delapan buah candi, candi Putri dll.

Sekarang tinggal candi singosari dan stupa Sumber awan.

Di halaman candi singosari masih banyak fragmen arca berasal dari sekitarnya menurut laporan Belanda.

Baca Juga: Resep Gulai Daun Singkong, Bisa Membuat Nasi Sebakul Ludes

Demikianlah cerita singkat tentang Tumapel dan Singhasari atau yang sekarang diucapkan dan dituliskan sebagai Singosari.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: YouTube BPCB Jatim

Tags

Terkini

Terpopuler