Inilah Rumah Pengasingan Bung Karno - Tempat Ideologi Pancasila Dirumuskan

1 Juni 2022, 15:29 WIB
Mengenal lebih jauh tentang Situs Cagar BUdaya Rumah Pengasingan Bung Karno di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur. /

 

BERITASUKOHARJO.com – Hari ini tanggal 1 Juni 2022 ini Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila.

Untuk pertama kalinya upacara kenegaraan untuk memperingati Hari Lahir Pancasila diadakan di luar ibukota negara, Jakarta.

Upacara peringatan hari lahir Pancasila tahun ini diadakan di Lapangan Pancasila di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Kini Keluarga Ikhlas Dengan Kondisi Eril, Anak Ridwan Kamil

Upacara kenegaraan ini dipimpin oleh Bapak Presiden Joko Widodo sebagai inspektur upacara.

Upacara kenegaraan seperti ini baru pertama kali diadakan di Kabupaten Ende. Dan hal ini menjadi sejarah baru bagi masyarakat di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Sebelum memimpin prosesi upacara Bapak presiden Joko Widodo didampingi Ibu Iriana Joko Widodo mengunjungi salah satu situs cagar budaya di Ende, yaitu Rumah Pengasingan Bung Karno.

Baca Juga: Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur NTT Beri Tanggapan atas Kedatangan Presiden Joko Widodo

Situs Rumah Pengasingan Bung Karno merupakan situs cagar budaya nasional yang ada di kabupaten Ende, Nusa tenggar Timur. Yuuk kita intip seperti apa sih rumah yang menjadi saksi sejarah lahirnya dasar negara kita.

Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di Jalan Perwira, Kampung Ambugaga, Kelurahan Kota Raja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur.

Rumah tersebut adalah salah satu rumah yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Rumah milik Haji Abdullah Ambuwaru ini dibangun pada tahun 1927.

Baca Juga: Puput Terkejut, Diam-Diam Haji Faisal Berikan Ini Kepada Anaknya

Bung Karno dan keluarganya mendiami rumah pengasingan ini selama 4 tahun, yakni dari tahun 1934-1938.

Di sini Bung Karno banyak merenung dan menggali pemikiran mendalam tentang dasar negara Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1951 Bung Karno yang telah menjabat sebagai presiden Republik Indonesia saat itu mengunjungi Ende untuk pertama kalinya.

Baca Juga: Resep Oseng-oseng Cumi

Pada saat itu Beliau bertemu kembali dengan Haji Abdullah Ambuwaru dan menyatakan keinginannya untuk menjadikan rumah tersebut sebagai museum.

Kemudian pada tahun 1954 Bung Karno kembali mengunjungi Ende dan meresmikan rumah tersebut sebagai “Rumah Museum” pada tanggal 16 Mei 1954. Bangunan ini pernah dipugar pada tahun 1984 dan dirawat dengan baik hingga kini.

Rumah pengasingan tersebut kini dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ende. Di dalam bangunan sederhana itu terdapat 6 buah kamar dan 1 buah serambi.

Baca Juga: Isi Amanat Presiden Jokowi di Upacara Hari Lahirnya Pancasila 2022, Ajak Semua Negara Dunia Bergotong Royong

Ruangan-ruangan tersebut terdiri dari: ruang koleksi di bagian depan, ruang tamu, ruang tidur Bung Karno, ruang tengah, ruang istri dan mertua Bung Karno, Ruang semedi dan serambi belakang.

Selain bangunan utama rumah ini juga dilengkapi dengan fasilitas penunjang berupa dapur, kamar mandi dan gudang.

Selain itu juga terdapat sumur yang kabarnya digali sendiri oleh Bung Karno bersama teman-temannya.

Arsitektur bangunan dan desain rumah sangat sederhana bergaya tradisional, dengan atap dari seng, dinding batu bata, tiang dari kayu, lantai menggunakan peluran semen (plesteran). Dinding rumah dicat putih dengan kusen berwarna hijau.

Baca Juga: Resep Brownies Super Lembut Tanpa Pengembang

Adapun koleksi yang ada di rumah pengasingan ini terdiri dari perabot rumah seperti meja kursi dan tempat tidur yang pernah digunakan oleh Bung Karno dan keluarganya.

Selain itu juga beberapa peralatan rumah tangga seperti piring, cerek air, lampu, lukisan dan sebagainya.

Meskipun diasingkan dan dibatasi pergerakannya oleh pemerintah kolonial saat itu tidak membuat Bung Karno berkecil hati. Justru dalam pengasingan itulah ide-ide besar tentang dasar negara ini dirumuskan.

Baca Juga: Nabila Ishma, Pacar Eril Ungkap Kerinduan: Mari Kita Lewati Ini Bersama!

Jadi Yuuk kita jadikan Pancasila tidak hanya sebagai hafalan namun juga kita implementasikan dalam kehidupan keseharian kita. Sehingga kita bisa Bangkit Bersama Membangun Peradapan Dunia.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Kebudayaan.kemdikbud.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler