BERITASUKOHARJO.com - Korban dari tragedi kerusuhan di stadion Kanjuruhan, Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022, terus bertambah.
Sampai saat berita ini diturunkan, korban tewas tragedi Kanjuruhan tercatat sudah mencapai 130 orang, di dalamnya juga termasuk ibu-ibu, anak-anak, dan dua aparat kepolisian.
Jumlah korban tersebut bisa jadi akan terus bertambah mengingat masih ada sekitar 180 orang suporter lagi yang masih dalam perawatan di rumah-rumah sakit setempat.
Baca Juga: Cara Mudah Buat Cemilan Gurih dan Krispi dari Tepung Tapioka, Resep Pasti Berhasil
Banyaknya korban jiwa yang tewas dalam tragedi Kanjuruhan membuat kerusuhan suporter ini termasuk dalam urutan kedua sebagai tragedi yang menelan korban jiwa terbesar sepanjang sejarah kerusuhan yang disebabkan oleh sepak bola.
Berikut ini BeritaSukoharjo.com telah rangkum 5 tragedi kerusuhan sepak bola terbesar di duni, yang dilansir dari Antara:
1. Tragedi di Stadion Nasional (Estadio Nacional) Lima, Peru 1964
Peristiwa kerusuhan sepakbola terbesar ini terjadi pada tahun 1964, saat laga yang mempertemukan antara Peru vs Argentina.
Baca Juga: Waw! Cuma Pakai 2 Telur Jadi 33 pcs Bolu Susu Oreo, Empuk dan Lembut, Resep Mudah Hanya Dikukus Saja
Tragedi yang menewaskan 326 orang ini, kronologinya mirip dengan yang terjadi di Kanjuruhan dimana awalnya terjadi kerusuhan di dalam stadion.
Para suporter yang rusuh tersebut akhirnya dihalau polisi, yang akhirnya menbuat penonton panik dan berhamburan berlari menuju pintu keluar.
Namun, sayang, ternyata pintu keluar masih tertutup, sehingga membuat ratusan orang tewas terinjak-injak.
2. Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Indonesia 2022
Peristiwa kerusuhan yang baru saja terjadi ini dipicu oleh kekecewaan sejumlah suporter karena tim kesayangan tuan rumah, Arema FC, harus kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya.
Sejumlah oknum suporter tuan rumah, Arema FC, yang berjuluk Singo Edan akhirnya melampiaskan kekecewaannya dengan menghambur ke tengah lapangan demi mengejar pemain dan ofisial.
Aparat keamanan yang terdiri dari TNI Polri menghalau massa suporter yang beringas dengan mengejar balik dan menembakkan gas air mata.
Ribuan penonton yang panik berlarian secara bersamaan menuju pintu keluar sehingga mengakibatkan penumpukan massa.
Akibatnya sungguh fatal, banyak penonton yang terinjak-injak, terhimpit, dan kehabisan nafas.
Tercatat sudah 130 orang tewas dalam tragedi ini dan masih ada kemungkinan bertambah, karena puluhan orang masih dalam perawatan.
Selain korban tewas, tercatat 13 unit kendaraan dirusak, dan 10 unit diantaranya milik aparat kepolisian.
3. Tragedi di Stadion Olahraga Accra, Ghana 2001
Kerusuhan suporter ini berawal dari laga yang mempertemukan antara dua klub raksasa Ghana, Heart of Oak vs Kotoko pada tahun 2001.
Awalnya laga berlangsung normal dan kondusif, saat Kotoko unggul sementara.
Namun, dua gol menjealng akhir laga membuat Heart of Oak berhasil membalikkan keadaan dan memenangkan pertandingan.
Suporter Kotoko yang kecewa akhirnya melemparkan botol dan kursi ke tengah lapangan dan direspons balik oleh polisi dengan menembakkan gas air mata.
Baca Juga: Bikin Bakso dari Tahu, Ternyata Hasilnya Mirip Daging, Cocok Banget untuk Ide Jualan Modal Ekonomis
Penonton yang panik berhamburan menuju pintu keluar, namun sayang pintu gerbang masih tertutup sehingga ribuan orang terinjak dan terhimpit saat berdesak-desakan hingga menyebabkan 126 orang tewas.
4. Tragedi di Stadion Hillsborough, Inggris 1989
Tragedi memilukan pada laga yang mempertemukan antara Liverpool vs Nottingham Forest tahun 1989 ini terjadi karena penonton yang berdesak-desakan, sehingga menewaskan setidaknya 96 orang suporter.
5. Tragedi di Stadion Dasharath, Nepal 1988
Tragedi ini berawal saat pertandingan antara Janakpur Cigarette dan Factory and Liberation Army of Bangladesh pada tahun 1988.
Baca Juga: 127 Orang Tewas dalam Tragedi Laga Rusuh Persebaya vs Arema di Stadion Kanjuruhan Malang
Awalnya pertandingan berjalan dengan baik, tapi tiba-tiba di tengah laga terjadi badai salju yang membuat ribua penonton panik, pasalnya 75 persen atap stadion masih terbuka.
Polisi yang menghalau penonton dari tengah lapangan membuat ribuan orang mengarah menuju ke pintu keluar yang ternyata masih tertutup.
Akibatnya hal ini membuat setidaknya 93 orang tewas terhimpit dan terinjak-injak. ***