Kontingen Menembak Cabor Terakhir Bertolak ke Paralimpiade Tokyo

22 Agustus 2021, 13:27 WIB
ATLET menembak Indonesia Vidya Rafika Rahmatan Toyyiba.* /ANTARA /ANTARA FOTO

SUKOHARJOUPDATE - Kontingen menembak menjadi kontingen terakhir Indonesia yang bertolak menuju Tokyo, mengikuti Paralimpiade yang digelar di negeri Sakura tersebut.

Sua atlet yakni Hanik Puji Astuti dan Bolo Triyanto, terbang menggunakan pesawat ANA dengan nomor penerbangan NH872 dari Bandar Udara Soekarno-Hatta pada Senin (23/8) pukul 07.00 WIB.

Keduanya ditemani pelatih dan staf seperti Aris Hariyadi, Ajeng Widha Paramitha, Sophia Prawindya, dan Antin Okfitasari.

Baca Juga: NPC Indonesia Targetkan 1 Emas Dalam Paralimpiade Tokyo 2020

Para atlet ini akan tiba mendarat di Bandara Haneda International Airport pada pukul 16:25 waktu setempat. Setelah itu, mereka akan langsung bertolak ke Kampung Atlet Paralimpiade.

Serangkaian latihan sebelum perlombaan akan dijalani Keduannya. Kedua akan berlatih di Asaka Shooting Range sebelum akhirnya dijadwalkan tampil di lokasi yang sama mulai 30 Agustus.

Seperti dikutip sukoharjoupdate.com dari Antara, Hanik Puji Astuti dan Bolo Triyanto telah mengatakan kesiapannya.

Baca Juga: 23 atlet National Paralympic Committee (NPC) Indonesia Siap Tanding di Paralimpiade Tokyo 2020

Di Paralimpiade, Hanik akan berlomba di nomor SH1 putri air rifle standing 10 meter dan juga akan tampil bersama Bolo di nomor campuran 10 meter air rifle prone SH2.

Setelah setahun lebih menjalani pemusatan latihan nasional di Surakarta, kini fokus latihan para menembak telah mencapai persiapan maksimal.

"Persiapan saya untuk tampil di Paralimpiade sudah cukup baik. Untuk persiapan teknis, fisik dan performa udah sesuai dengan target yang diharapkan selama pelatnas," ucap Hanik.

Baca Juga: Sambangi Atlet Pelatda PON Jateng, Gubernur Ganjar Pesan Tetap Semangat Berlatih di Masa Pendemi

Untuk mengasah mental pertandingan, tim menembak Indonesia memiliki pola latihan tersendiri," Hanik menambahkan.

Hanik menyebut semua latihan yang dilakukan dianggap sebagai pertandingan final supaya mental lebih terasah. Menurutnya, kunci utama untuk meraih keberhasilan adalah mengontrol mental sendiri.

"Semoga nanti ketika perlombaan nanti mental kita bisa sudah siap,” kata Hanik.

Saya masih belum menyangka bisa ikut Paralimpiade 2020 karena Paralimpiade merupakan kasta tertinggi olah raga dunia. Saya sangat senang," pungkasnya. ***

Editor: Bramantyo

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler