Meski terlihat sepele, kalimat seperti itu akan membuat mereka justru merasakan emosinya tidak terluapkan, justru mereka menjadi menekan ekspresinya
Kalimat tersebut bisa diubah dengan mengatakan seperti “Ibu tahu kamu kesal karena ingin makan coklat lagi, dan kamu tidak bisa mendapatkannya sekarang. Maukah kamu mewarnai atau bermain dengan Ibu masak-masakan di halaman?”
Karena pada dasarnya anak-anak tidak memiliki kemampuan untuk memikirkan hal lain selain apa yang mereka inginkan saja. Memberi pilihan kepada mereka akan membuat pengalihan perhatian untuk kegiatan selanjutnya
Baca Juga: Enak dan Mudah, Ternyata Begini Resep Rahasia Mie Tek-Tek ala Abang Kaki Lima!
3. Diskusi Kecil
Orang dewasa dan paling utama adalah ibu menjadi pemeran aktif dengan anak-anak dan membuat anak-anak memiliki rasa nyaman kepadanya
Meski tidak semua diperbolehkan masuk kedalam diskusi anak-anak, tetapi mengajak anak-anak dengan diskusi kecil dan ringan ternyata perlu.
“Ibu lebih suka kamu jalan kaki saja, supaya mainan di dekat kakimu tidak jatuh dan terinjak”.
4. Tidak Perlu Menjadi Sempurna
Anak-anak tidak perlu dipaksakan untuk menjadi seseorang yang sempurna, seolah kesalahannya sekali dua kali akan merusak masa depannya.
Belajarlah menjadi orang dewasa sekaligus Ibu yang menyadari bahwa kesalahan adalah proses menjadi seseorang yang tumbuh dengan baik.