Kita mengharapkan hidup ini enak dalam arti tidak ada beban, tidak ada masalah yang memusingkan. Kita ingin kaya raya, berkuasa, sehat, agar bisa bersenang senang sepanjang hidup.
Sedangkan Allah SWT sudah menegaskan bahwa manusia akan diuji dengan berbagai kesulitan. Ada kesulitan ekonomi, ada penyakit, dan lainnya. Ada juga yang diuji dengan kesenangan.
Ketika diuji dengan kesulitan itulah manusia berasumsi Allah SWT tidak mencintainya. Itulah kendalanya. Jadi, bukannya Allah SWT tidak mencintai tapi manusia yang terkendala ego tidak memahami cinta Allah SWT.
Manusia yang dikuasai ego menjadi tidak ridho dengan semua ujian Allah SWT. Manusia ingin kaya raya sedangkan Allah SWT memberi rezeki tidak sesuai dengan keinginannya misalnya.
Maka manusia perlu melakukan upaya untuk mengatasi kendalanya. Setelah kendala yang melekat dalam dirinya teratasi maka kita akan menikmati cinta terindah.
Bagaimana cara mengatasi kendala itu? Secara singkat caranya adalah dengan meghambakan diri secara total kepada Allah SWT, sang Pencipta, sang Penguasa jagad raya.
Mengabdikan diri artinya menomorsatukan Allah SWT. Artinya menomorduakan kepentingan dirinya sendiri. Artinya mengutamakan Allah SWT. Kepentingan diri sendiri prioritas kedua saja.
Jadi ketika saatnya salat, tinggalkan pekerjaan. Jangan meneruskan pekerjaan ketika sudah dengar adzan. Kalau kita terus bekerja ketika saatnya salat, artinya kita menomorsatukan pekerjaan dan menomorduakan salat.