7 Destinasi Wisata di Semarang dan Sekitarnya, Ada Wisata Religi, Budaya dan Kuliner

- 8 Juli 2022, 08:37 WIB
7 destinasi wisata di Semarang dan sekitarnya, ada wisata religi,  alam dan budaya. Salah satunya Lawang Sewu.
7 destinasi wisata di Semarang dan sekitarnya, ada wisata religi, alam dan budaya. Salah satunya Lawang Sewu. //Sumber: Instagram.com/@wimardy// Sumber: Instagram.com/@wimardy

BERITASUKOHARJO.com - Wisata Semarang tidak kalah menariknya dengan daerah lain. Di Semarang dan sekitarnya ada wisata religi, wisata budaya dan wisata kuliner.

Dikutip BeritaSukoharjo.com melalui berbagai sumber, inilah tujuh destinasi wisata di Semarang dan sekitarnya yang bisa Anda nikmati.

Masjid Agung Jawa Tengah

Wisata religi di Semarang memiliki destinasi yang sangat menarik terutama buat muslim yaitu Masjid Agung Jawa Tengah.

Baca Juga: Resep Dendeng Batokok Balado Super Pedas dan Nikmat, Olahan Daging Kurban Jadi Masakan Khas Padang

Alamatnya di Jl. Gajah Raya, Sambirejo, Kec. Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah. Masjid Agung Jawa Tengah dibangun pada tahun 2001 dan selesai pada tahun 2005.

Wisata religi ke Masjid Agung Jawa Tengah sangat spesial karena dia memiliki keistimewaan pada gaya arsitekturnya. Gayanya campuran. Ada gaya Jawa yang tampak pada atapnya. Namun puncak atapnya bergaya Timur Tengah.

Wisata religi ke Masjid Agung Jawa Tengah menarik karena dari bangunan ini memiliki adanya payung besar di halamannya yang bisa membuka dan menutup secara elektronik, mirip dengan payung raksasa di masjidil haram di Mekah.

Payung tersebut dibuka ketika ada sholat Jum’at karena jumlah jamaah sholat yang membludak. Selain itu ketika ada acara pengajian atau lainnya yang mendatangkan jamaah dalam jumlah besar.

Baca Juga: Resep Tahu Walik, Cemilan Renyah Bahan Mudah Didapat

Wisata kalian di Semarang perlu dilengkapi, terutama buat muslim, dengan sholat di masjid ini. Perbuatan ini sesuatu banget loh.

Gedung Batu

Gedung Batu alias klenteng Sam Po Kong adalah sebuah bangunan bersejarah. Ini adalah peninggalan Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok yang mengunjungi Semarang di abad ke-15. Konon dia mendirikan masjid di lokasi tersebut. Namun saat ini menjadi kelenteng.

Di kelenteng Sam Po Kong saat ini ada spot yang disebut untuk memuja dewa bumi dan juga ki juru mudi. Konon dia adalah juru mudi kapal laksamana Cheng Ho.

Gaya arsitekturnya khas Oriental. Bentuk atapnya dan warna merahnya menunjukkan gaya tersebut. Demkina juga gerbangnya. Saat ini sudah banyak bangunan baru. Ada juga patung laksamana Cheng Ho dalam ukuran besar.

Baca Juga: Resep Kue Cokelat Kacang, Cemilan Enak Hanya 2 Bahan

Ketika kalian di Semarang jangan lewatkan berwisata ke Gedung Batu di kawasan Simongan. Aksesnya mudah karena lokasinya di kota Semarang.

Candi Gedong Songo

Candi Gedong Songo adalah nama sebuah kompleks candi Hindu di kabupaten Ungaran. Jaraknya dari kota Semarang sekitar 38 km.

Dari kota Semarang ambil saja arah ke kota Ambarawa. Sebelum masuk kota Ambarawa ada jalan menuju ke arah barat. Dari sana jalannya menanjak terus.

Kompleks Candi Gedong Songo berada di kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Lokasinya di lereng Gunung Ungaran. Jalan menuju ke sana sudah bagus meskipun agak sempit.

Baca Juga: 10 Destinasi Wisata di Surakarta dan Sekitar, Nomor 7 dan 10 Cocok untuk Healing

Apalagi tanjakan terakhir sebelum sampai ke parkiran sangat curam. Jadi pastikan kendaraan masih dalam kondisi bagus dan sopirnya masih segar.

Pemandangan di Gedong Songo memang sangat indah. Dari puncak itu pengunjung bisa melihat pemandangan ke gunung lain di sekitarnya. Di sebelah barat terlihat Gunung Sumbing yang indah sekali ketika cuaca cerah.

Di sana tersedia kuda jadi pengunjung bisa naik kuda dengan dituntun oleh seorang tukang kuda. Kuda kuda itu tersedia di dekat pintu masuk. Kalau kalian takut naik kuda lebih baik jalan kaki. Tapi untuk mengunjungi semua candi itu dibutuhkan kondisi fisik prima.

Di sana ada candi candi Hindu kecil yang terletak di beberapa puncak bukit. Jadi untuk mengelilinginya dengan jalan kaki membutuhkan kekuatan fisik yang baik. Kalau kondisi fisik kalian kurang prima cukuplah mengunjungi beberapa candi yang paling bawah.

Baca Juga: Resep Mie Instan Carbonara ala Anak Kos, Rasanya Bikin Nagih!

Candi candi itu dibangun pada abad ke sembilan. Semuanya memiliki gaya arsitektur yang mirip. Bentuknya kecil. Terdiri dari tiga bagian.

Bagian bawah, tengah dan puncak. Dindingnya dihiasi dengan relief dewa dan hiasan tumbuhan. Di dalamnya hanya ada satu ruangan.

Tempat ini cocok untuk orang yang suka sejarah dan budaya dan juga untuk pecinta alam. Para pecinta alam bisa olahraga trekking disini dengan mengelilingi seluruh kompleks candi.

Harga tiket masuknya Rp10 ribu per orang.

Baca Juga: Tempat Sholat Idul Adha 1443 H 2022 M Muhammadiyah di Tangerang dan Kalimantan Barat

Gedung Lawang Sewu

Lawang artinya pintu. Sewu artinya seribu. Jadi arti semuanya seribu pintu. Sesungguhnya jumlah pintunya tidak sampai seribu. Dalam bahasa Jawa istilah sewu bisa juga berarti banyak. Keunikan gedung ini memang karena pintunya banyak sekali.

Gedung Lawang Sewu dibangun 1904 sampai selesai pada 1907. Setelah beberapa tahun kemudian pembangunan dilanjutkan sampai tahun 1918.

Perancangnya Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag, arsitek dari Amsterdam.

Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia (Persero). Dulu di jaman kolonial gedung ini adalah Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Baca Juga: Misteri Pencipta dan Pencuri Keris Nagasasra dan Sabuk Inten di Novel SH Mintardja, Membayangi Kehidupan Nyata

Kata spoor artinya kereta api. Sampai sekarang orang Jawa masih memakai kata sepur untuk menyebut kereta api.

Gaya bangunannya banyak lengkungan. Dia juga memiliki ornamen kaca patri pabrikan Johannes Laurens Schouten.

Saat ini Gedung Lawang Sewu menjadi museum. Ada banyak koleksi dari dunia perkeretaapian di Indonesia. Koleksinya antara lain: mesin hitung, mesin tik, replika lokomotif uap, surat berharga, foto dan lain-lain.

Sekarang ini gedung Lawang Sewu juga disewakan untuk pameran, pertemuan, pesta pernikahan dll.

Baca Juga: Resep Roti Maryam Hanya 3 Bahan, Bisa Jadi Cemilan dan Sajian Pelengkap Hari Raya Idul Adha

Masjid Demak

Masjid Demak adalah masjid tertua di Pulau Jawa dan mungkin di Indonesia. Berbeda dengan masjid di Timur Tengah, masjid Demak gayanya sangat Jawa. Bahan banguannya sebagian besar dari kayu.

Masjid ini dibangun pada abad ke-15, di masa pemerintahan kerajaan Demak. Dulu para wali songo alias sembilan orang ulama besar penyebar Islam di Jawa biasa solat di sini.

Jaraknya tidak jauh dari kota Semarang, hanya sekitar 30 km ke arah timur. Jalan ke sana sudah bagus. Hanya saja di siang hari lalu lintas Semarang Demak sangat padat. Jadi perjalanan kesana sekitar satu jam dari Semarang.

Tempat ini cocok untuk penggemar sejarah dan budaya. Kalau kalian sedang di Semarang jangan lewatkan kunjungan ke masjid Demak. Buat muslim jangan lewatkan sholat di masjid Demak.

Baca Juga: Daftar Lokasi Sholat Ied Idul Adha di Yogyakarta, Sabtu 9 Juli 2022

Menara Kudus

Kota Kudus juga memiliki sebuah destinasi wisata budaya dan religi. Menara Kudus adalah sebuah peninggalan kuno dari abad ke-15.

Ini adalah menara dari masjid Kudus atau masjid Al Aqsa di kota Kudus. Lokasinya ada di desa Kauman, Kota Kudus. Aksesnya mudah karena berada di kota Kudus.

Menara ini terbuat dari batu bata merah. Gayanya sangat Jawa. Masih jelas pengaruh Majapahit. Menara dan masjid ini dibangun oleh Sunan Kudus.

Ia adalah salah seorang dari Wali Songo alias sembilan orang ulama besar yang berdakwah di Jawa Tengah dan Jawa Timur di masa kerajaan Demak.

Baca Juga: Resep Daging Kambing Bumbu Kecap, Simpel dan Enak

Ketinggian Menara Menara Kudus 18 meter. Tubuh bangunan dihias dengan piring kuno bergambar. Sebagian berwarna biru dan sebagian lagi merah. Pola hiasnya lukisan masjid, manusia, unta dan pohon kurma dan juga bunga.

Masjid Kudus ada di sebelahnya. Sampai sekarang masih dipakai sholat setiap hari. Di mihrabnya ada prasasti berbahasa Arab yang menunjukkan tahun dibangunnya masjid itu yaitu tahun 956 H atau 1549 M.

Wisata kuliner Lun pia dan bandeng

Wisata Semarang juga memiliki pesonanya yang lain yaitu wisata kuliner. Di dalam kota di dekat Gedung Lawang Sewu kalian akan menemukan banyak toko dan pedagang UKM yang menjajakan jajanan khas Semarang yaitu lun pia.

Ada juga yang menjual ikan Bandeng Juwana. Lunpia atau lumpia adalah cemilan. Lunpia yang terbaik isinya terbuat dari rebung alias tunas pohon bambu yang diiris tipis.

Baca Juga: 3 Zodiak Tidak akan Dapat Pasangan di Bulan Trine Saturnus, 7 Juli 2022, Nomor 2 Perfeksionis!

Irisan rebung itu dicampur dengan tauge dan dibungkus dengan semacam bungkusnya martabak. Kemudian digoreng. Rasanya mak nyuss.

Sedangkan ikan bandeng itu sebenarnya ikan laut tapi sekarang sudah dikembangbiakkan di kolam di dekat laut juga. Kolam itu biasa disebut tambak.

Bandeng memiliki rasa gurih tapi sayang banyak durinya. Nah bandeng khas Semarang itu sudah dipresto jadi durinya lunak dan rasanya gurih. Mak nyuss pokoknya.

Itulah tujuh destinasi wisata di Semarang dan wilayah sekitarnya.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: MAJT Semarang heritage.kai.id duniamasjid.islamic


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x