Manfaat dari Memaafkan Orang Lain Dengan Tulus, Berpengaruh pada Mental Anda

14 Mei 2022, 15:35 WIB
Ilustrasi memaafkan. /Pexels/

 

BERITASUKOHARJO.com - Memaafkan orang lain adalah kata yang mudah diucapkan, namun sulit untuk dilaksanakan.

Memaafkan adalah akhlak mulia yang diajarkan setiap agama, yang membawa dampak positif bagi kesehatan mental, jasmani, dan rohani Anda.

Memaafkan adalah sebuah proses berdamai dengan diri sendiri. Melatih diri untuk ikhlas, sabar, dan berlapang dada, meski jiwa sempat tersakiti.

Baca Juga: Diandra Ariesta Sumbang Emas Pertama Kick Boxing di Sea Games

Seseorang yang memberi maaf dengan tulus pada orang yang telah menyakitinya, justru akan membuat dirinya lebih rileks dan bahagia dalam menerima kondisi.

Dalam banyak penelitian telah dibuktikan bahwa rasa dendam, benci dan permusuhan bisa memicu tekanan darah tinggi.

Sementara sebaliknya, sikap memaafkan justru bisa meredakan stres, dan membuat jantung tetap sehat.

Stres biasanya akan muncul ketika jiwa seseorang dipenuhi rasa kecewa atau tersakiti.

Baca Juga: Elkan Baggot Bisa Gabung Timnas Sea Games, Ipswich Town Sudah Izinkan

Menurut sebuah penelitian di University of Massachusetts, AS, salah satu dari manfaat postif dari memaafkan adalah mampu menurunkan tekanan darah dengan lebih cepat.

Hal ini dapat dijelaskan karena pada saat seseorang marah, maka tekanan darah, denyut jantung dan kontraksi otot biasanya akan meningkat.

Resiko serangan jantung dan stroke menjadi lebih tinggi, ketika seseorang terlibat konflik.

Biasanya gejala-gejala tersebut akan mereda ketika konflik berakhir. Akan lebih cepat lagi jika kedua pihak yang berkonflik saling memaafkan.

Baca Juga: Jordi Amat Sudah Terbang ke Indonesia, Selesaikan Naturalisasi?

Dikutip BeritaSukoharjo.com melalui buku Hal-Hal Sepele Yang Biasa Anda Remehkan Tapi Sangat Bermanfaat Bagi Kesehatan karya Yustin Sofia, agar bisa memaafkan orang yang telah menyakiti, biasanya seseorang yang merasa tersakiti tersebut akan melewati tahapan sebagai berikut:

1. Mengakui dengan jujur bahwa didalam dirinya ada rasa kemarahan dan sakit hati.

2. Menyadari bahwa perasaan marah dan sakit hati tersebut tak baik bagi kesehatan mental dan jasmaninya, sehingga harus diupayakan untuk menghilangkannya.

3. Mencari cara baru untuk menyikapi dan menghadapi orang lain yang telah membuat kita marah dan sakit hati.

4. Memahami dan menyadari bahwa setiap orang butuh untuk dimaafkan, sebagaimana dirinya juga ingin dimaafkan jika berbuat kesalahan.

Baca Juga: Hadiri Jamuan Biden, Jokowi Sampaikan Pernyataan Toast

Namun jika ada seseorang yang sulit memaafkan, kesalahan bisa juga disebabkan pada cara menyampaikan permintaan maaf.

Permintaan maaf pun ada caranya, yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Sebuah penelitian di University of Valencia, Spanyol,menyebutkan, bahwa permintaan maaf akan lebih efektif jika disampaikan melalui telinga kanan.

Hal ini disebakan karena sensor pendengaran di sebelah kanan terhubung dengan belahan otak kiri, bagian yang berhubungan dengan logika.

Baca Juga: Hancurkan Filipina, Timnas Indonesia Semakin Menakutkan

Menurut penelitian tersebut, hal itu akan menyebabkan permintaan maaf akan ditangkap dan diproses dengan lebih rasional.

Sebaliknya jika disampaikan lewat telinga kiri, ini akan berhubungan dengan otak kanan.

Otak kanan lebih mengandalkan perasaan, yang akan membuat orang semakin sulit memaafkan, karena hatinya yang merasa terluka.***

 

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Buku Hal-hal Sepele yang Biasa Anda Remehkan

Tags

Terkini

Terpopuler