Roti ini sangat berbeda dibanding dengan roti lainnya karena penggunaan telur bebek sebagai bahan baku pembuatannya.
Kelezatan roti ini membuatnya bertahan selama puluhan tahun, bahkan setahun yang lalu genap mencapai usia 100 tahun, dan masih bertahan hingga saat ini.
Meski sudah puluhan tahun ada, namun roti ini masih tetap mempertahankan cita rasa dan kualitasnya, saat ini roti ini sudah dikelola oleh generasi ketiga.
Roti Widoro sendiri resepnya diadaptasi dari bangsa Belanda yang dicetuskan oleh Mbah Wongsodinomo. Wongsodinomo ini merupakan seorang abdi dalam Keraton Kasunan Surakarta sebagai juru masak.
Telur bebek digunakan sebagai bahan guna mengikat dan mengembangkan adonan roti. Sehingga roti ini tak menggunakan mentega maupun margarin.
Selain itu roti ini juga menggunakan kulit jeruk purut sebagai pewangi alami, karena kulit jeruk ini mengandung minyak Atsiri yang juga dijadikan sebagai pengawet.
Roti ini bisa bertahan selama 10 hari lamanya meskipun tak menggunakan bahan pengawet.
Rumah produksi ini masih dikelola dengan manajemen yang sederhana. Proses penting dalam membuat roti ini mengembang adalah proses pemanggangan yang dilakukan dalam 3 kali proses.