BERITASUKOHARJO.com - Sukoharjo tidak hanya memiliki obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi tapi juga beragam kuliner lezat yang legendaris, diantaranya adalah seperti roti Widoro berikut.
Roti ini berusia 100 tahun lebih, karena sudah ada sejak tahun 1922 dan masih eksis hingga saat ini.
Bahkan banyak wisatawan yang datang ke Sukoharjo dan selalu menjadikan roti ini sebagai oleh-oleh favorit mereka.
Berikut ini BeritaSukoharjo.com telah mengutip tentang roti Widoro, oleh-oleh legendaris khas Sukoharjo yang unik dan lezat dari berbagai sumber, dan membagikannya kembali untuk Anda.
Simak dan ikuti penjelasan singkat tentang sejarah asal mulanya roti Widoro, yang bisa Anda jadikan oleh-oleh andalan jika sedang berkunjung ke Sukoharjo.
Di tengah maraknya makanan kekinian yang sedang hits, roti Widoro menawarkan cita rasa khas tempo dulu yang klasik.
Roti ini sangat berbeda dibanding dengan roti lainnya karena penggunaan telur bebek sebagai bahan baku pembuatannya.
Kelezatan roti ini membuatnya bertahan selama puluhan tahun, bahkan setahun yang lalu genap mencapai usia 100 tahun, dan masih bertahan hingga saat ini.
Meski sudah puluhan tahun ada, namun roti ini masih tetap mempertahankan cita rasa dan kualitasnya, saat ini roti ini sudah dikelola oleh generasi ketiga.
Roti Widoro sendiri resepnya diadaptasi dari bangsa Belanda yang dicetuskan oleh Mbah Wongsodinomo. Wongsodinomo ini merupakan seorang abdi dalam Keraton Kasunan Surakarta sebagai juru masak.
Telur bebek digunakan sebagai bahan guna mengikat dan mengembangkan adonan roti. Sehingga roti ini tak menggunakan mentega maupun margarin.
Selain itu roti ini juga menggunakan kulit jeruk purut sebagai pewangi alami, karena kulit jeruk ini mengandung minyak Atsiri yang juga dijadikan sebagai pengawet.
Roti ini bisa bertahan selama 10 hari lamanya meskipun tak menggunakan bahan pengawet.
Rumah produksi ini masih dikelola dengan manajemen yang sederhana. Proses penting dalam membuat roti ini mengembang adalah proses pemanggangan yang dilakukan dalam 3 kali proses.
Pertama roti akan dipanggang di open pada lapisan rak bagian atas, lalu dipanggang kembali di lapisan rak tengah dan terakhir di lapisan rak paling bawah.
Hal tersebut dilakukan lantaran penggunaan gula dan telur bebek yang banyak dapat mengakibatkan roti jadi cepat gosong jika dipanggang dalam waktu lama.
Ciri khas lainnya dari roti ini adalah adanya signature sebagai bagian dari identitas roti itu sendiri.
Signature tulisan roti Widoro ini dibuat menggunakan perpaduan dari gula dan putih telur.
Selain proses pembuatan dan rasanya yang masih dipertahankan, proses pengemasannya yang menggunakan koran dan disematkan dengan lidi juga masih dilakukan hingga sekarang.
***