Joe Biden dan pemimpin G7 Umumkan Partnership for Global Infrastructure and Investment. Ini Jumlah Dananya

- 27 Juni 2022, 18:07 WIB
Joe Biden dan Pemimpin G7 mengumumkan program baru bernama Partnership for Global Infrastructure and Investment
Joe Biden dan Pemimpin G7 mengumumkan program baru bernama Partnership for Global Infrastructure and Investment /REUTERS/Jonathan Ernst
  • Mengatasi krisis iklim dan memperkuat kemanan enerji global.
  • Mengembangkan, memperluas, dan menerapkan jaringan dan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang aman untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memfasilitasi masyarakat digital terbuka. 
  • Memajukan kesetaraan dan kesetaraan gender—dari infrastruktur perawatan yang meningkatkan peluang partisipasi ekonomi oleh perempuan, hingga infrastruktur air dan sanitasi yang lebih baik yang mengatasi kesenjangan gender dalam pekerjaan dan penggunaan waktu yang tidak dibayar.  
  • Mengembangkan dan meningkatkan infrastruktur sistem kesehatan dan berkontribusi pada keamanan kesehatan global

Baca Juga: Puasa Dzulhijjah 2022 Kapan? Ini Jadwal dan Keutamaan Beserta Niat Puasa Jelang Idul Adha 1443 H

Presiden Biden juga akan mengumumkan flagship projects (proyek utama) bersama proyek proyek tambahan.

USAID  akan menginvestasikan 40 juta dolar di Asia Tenggara untuk program Smart Power Program untuk menguraikan karbon dan menguatkan power sistem kawasan ini denagn meningkatkan perdagangan energi regional, mempercepat penyebaran teknologi energi bersih, dan mendorong pemimpin sektor swasta dan mitra pembangunan utama di dalam prioritas bersama.

Program ini diharapkan akan memobilisasikan dana sebesar 2 milyar dolar dari bantuan pemerintah Amerika Serikat, peningkatan perdagangan enerji regional sebesar 5 persen, dan akibat dari pembangunan enerji 2 gigawatt.

Baca Juga: Putri Delina dan Jeffry Reksa Diisukan Putus, Apa Penyebabnya?

Perusahaan telekomunikasi As SubCom (Eatontown, NJ),  menganugerahkan kontrak 600 juta dolar untuk membangun kabel bawah laut Asia tenggara-Timur tengah-Eropa Barat yang akan menghubungkan  Singapura dengan Prancis melalui Mesir dan Tanduk Afrika.

Kabel bawah laut akan terentang sepanjang 17,000 km dan menguhungkan negara negara tersebut melalui konektivitas yang berkecepatan tinggi dan handal.

Pemerintah AS, termauk melalui Kemenlu As, Commerce’s Advocacy Center, EXIM, dan the U.S. Trade and Development Agency’s (USTDA) berkomitmen hampir 4 juta dolar lagi untuk pengembangan kapasitas untuk mendukung lima negara memakai teknologi SubCom.

Ini secara kolektif membantu mengamankan konstruksi dan penyebaran fiber optik bawah laut untuk SubCom.

Baca Juga: Makin Mesra, Erina Gudono Unggah Foto Bareng Pria Diduga Kaesang Pangarep, Netizen Kocak Minta Tutorial Pelet

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: whitehouse.gov


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x