Harga Minyak Turun, Efek Konflik Rusia Ukraina?

- 18 Mei 2022, 17:13 WIB
Harga minyak turun, buntut panjang akibat konflik Rusia Ukraina.
Harga minyak turun, buntut panjang akibat konflik Rusia Ukraina. /Tass/

BERITASUKOHARJO.com- Harga minyak turun diperdagangan Asia pada hari ini, Senin pagi.

Pasokan global membayangi agar Uni Eropa bersiap untuk secara bertahap melakukan larangan impor dari Rusia.

Menyerahkan keuntungan sebelumnya karena investor mengambil untung setelah terjadinya lonjakan pada sesi sebelumnya.

Saat ini minyak mentah berjangka Brent turun 64 sen atau 0,6 persen. Sehingga diperdagangkan di 110,91 dolar AS per barel pada pukul 01.37 GMT.

Baca Juga: Hari Raya Waisak, Begini Ritual yang di Gelar oleh Ratusan Umat Buddha di Tanjung Selor

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berkurang 60 sen atau 0,5 persen. Sehingga diperdagangkan di 109,89 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan minyak tersebut yang melonjak sekitar 4,0 persen pada Jumat, 13 Mei 2022.

Sebelumnya, minyak meningkat lebih dari satu dolar AS per barel dengan WTI mencapai tertinggi sejak 28 Maret di 111,71 dolar AS per barel.

"Pasar minyak diperkirakan akan naik minggu ini karena larangan yang tertunda oleh Uni Eropa terhadap minyak Rusia akan semakin memperketat pasokan minyak mentah dan bahan bakar global," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

Baca Juga: Setengah Juta Warga India Wilayah Assam Mengungsi Akibat Banjir Bandang

Saat ini, Uni Eropa masih bertujuan untuk menyetujui embargo bertahap pada minyak Rusia di bulan ini.

Meskipun ada banyak kekhawatiran tentang pasokan di Eropa timur, empat diplomat dan pejabat mengatakan pada Jumat, 13 Mei 2022, menolak saran penundaan atau memperlonggar proposal mengenai hal tersebut.

Pekan lalu, Moskow - menyebut tindakannya di Ukraina "Operasi Militer Khusus" - bahwasanya menjatuhkan sanksi pada beberapa perusahaan energi Eropa sehingga menyebabkan kekhawatiran tentang pasokan.

Sementara itu, bensin berjangka AS kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa pada hari Senin karena penurunan stok memicu kekhawatiran pasokan.

Baca Juga: Serial TV Marvel She-Hulk: Attorney at Law Akan Segera Rilis, Simak Selengkapnya

"Harga minyak tetap bullish, terutama kontrak jangka pendek WTI, karena harga bensin AS terus naik di tengah melemahnya impor produk minyak dari Eropa," kata Saito dari Fujitomi Securities.

Di sisi pasokan, dalam seminggu hingga 13 Mei perusahaan energi AS menambah rig minyak dan gas alam selama delapan minggu berturut-turut.

Sebab, harga tinggi dan dorongan oleh pemerintah federal mendorong pengobor untuk kembali ke sumur minyak.

Di sisi lain, OPEC+ - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bersama dengan sekutunya termasuk Rusia - telah meremehkan rencana mengenai hal yang telah disepakati sebelumnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Selamat (Selamat Tinggal) - Virgoun & Audi, Sudah Ditonton 135 Juta Kali

Tentang untuk peningkatan produksi karena kurangnya investasi di ladang minyak dibeberapa anggota OPEC. Serta baru-baru ini tentang adanya penurunan dalam produksi Rusia.

Kemudian, laporan bulanan terbaru dari OPEC menunjukkan bahwa produksinya pada bulan April kemarin naik 153.000 barel per hari (bph) menjadi 28,65 juta barel per hari, tertinggal dari kenaikan 254.000 barel per hari yang diizinkan OPEC berdasarkan kesepakatan OPEC+. ***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah