BERITASUKOHARJO.com – Film horor Munkar garapan sutradara Anggy Umbara baru saja tayang di bioskop pada 7 Februari 2024. Film yang mengangkat tema perundungan di pesantren ini menjadi salah satu tayangan spesial di hari libur.
Dikutip BeritaSukoharjo.com dari akun Instagram @munkarfilm pada Sabtu 10 Februari 2024, film Munkar ini tayang di bioskop-bioskop seperti Cinema 21, CGV, Cinepolis, dan beberapa bioskop lokal di Pulau Jawa.
Film yang bisa ditonton untuk usia 13 tahun ke atas ini menampilkan Manoj Punjabi sebagai produser. Film Munkar merupakan film horor yang mengangkat tema di pesantren. Pesan edukasi larangan perundungan terhadap peserta didik terlihat cukup kuat dalam tayangan ini.
Bagaimana sinopsis lengkap dan fakta-fakta film Munkar? Berikut ulasannya.
Sinopsis Film Munkar
Dikutip dari situs Cinema 21cineplex, film ini mengisahkan tentang seorang santriwati yang mengalami perundungan oleh teman-temannya di pesantren. Di tengah kekejaman yang ia alami, nasib malang menimpanya saat ia mengalami kecelakaan.
Namun, tiba-tiba santriwati tersebut kembali lagi ke pesantren. Sejak ia kembali, sosoknya menjadi aneh dan sering terjadi kengerian-kengerian pada orang-orang yang dulu menyakitinya.
Si arwah yang berwujud kembali menjadi manusia itu ingin membalas sakit hatinya karena dulunya sering mengalami perundungan secara fisik.
Baca Juga: Isra Miraj, Memaknai Perintah Ibadah Salat Lima Waktu dari Dalil-Dalil Shahih Hadits dan Al-Quran
Sejak itulah, guru dan murid di pesantren tersebut pun sering mengalami peristiwa-peristiwa aneh yang menakutkan. Pesan larangan perundungan yang kuat tersaji dalam cerita horor bagi anak-anak remaja yang tinggal di pesantren.
Di Balik Layar Film Munkar
Tak hanya mengalami tantangan dalam berakting horor, uniknya para pemain Munkar juga mengaku merasakan hal-hal mistis saat berada di lapangan. Tantangan terjadi saat para pemain mengambil lokasi syuting di dekat hutan dan melakukan adegan kesurupan.
Pada proses pembuatan film, para pemain film ini mengaku sedikit kesulitan karena latar lokasi yang ada di hutan. Ratu Sofya yang berperan sebagai santriwati yang menjadi roh gentayangan mengaku cukup tertantang dalam menjalani scene.
“Golden scena aku pas aku kesurupan. Jujur aku di situ cukup berat ya karena lokasinya juga di hutan,” ujarnya.
Namun, Sofya mengaku cukup mudah dalam menjalankan perannya karena sebelumnya ia pernah tinggal di Aceh dan menjalani kehidupan sebagai seorang yang rutin mengaji ala santriwati di pesantren.
“Aku dulu pernah di Aceh dan masuk pesantren. Jadi aku nggak perlu beradaptasi lagi ya di peran film ini. Udah biasa waktu tinggal di Aceh kan tinggal di pesantren,” ucapnya.
Hadir dalam film ini bintang-bintang muda lainnya seperti Adhisty Zara, Ratu Sofya, Saskia Chadwick, Kaneishia Yusuf, Elma Theana, Tyo Pakusadewo,dan Ayu Hastari.
Para pemain juga mengaku agak kesulitan dalam memerankan ekspresi seorang yang telah menjelma menjadi roh.
Baca Juga: Serial Terbaru Netflix 2024, A Killer Paradox Sajikan Definisi Kebenaran dalam Aspek Kehidupan
“Ya jujur agak kesulitan ya pas aku harus jalan sebagai seorang roh, gimana tatapan matanya, gimana ekspresi wajahnya,” jelas Sofya.
Pesan yang cukup kuat dari film berdurasi 87 menit ini adalah tentang bahaya perundungan pada peserta didik yang ada di lingkungan pendidikan seperti pesantren.
Film produksi MD Pictures, dan Pichouse Films ini menampilkan bintang-bintang yang sesuai dengan pesan dunia pendidikan saat ini.
Sebagaimana diketahui, masalah perundungan adalah bentuk kekerasan yang sering terjadi di lingkungan pendidikan. Melalui film ini bahaya perundungan dapat tersampaikan dengan alur cerita yang menghibur. ***