BERITASUKOHARJO.com - Abang, demikian ide bapak pemilik jualan bubur ini biasa dipanggil, dengan bermodal beras 6 kg, ia bisa meraup keuntungan hingga 2 juta hanya dalam 4 jam saja.
Ide jual bubur kekinian milik Abang ini berlokasi di daerah Cibeureum Tasikmalaya, Jawa Barat, buka setiap hari dari jam 5 pagi sampai habisnya, tapi biasanya paling lama jam 9 pagi sudah habis.
Ide jualan makanan kekinian bubur ayam khas Tasik milik Abang ini tak pernah sepi, selalu ramai saja pembeli setiap harinya.
Menurut Abang, ide jualanan bubur ayam khas Tasik miliknya ini tak menggunakan micin, jadi gurihnya hanya berasal dari kaldu homemade .
Berikut ini BeritaSukoharjo.com telah mengutip ide jualan makanan kekinian modal beras dari kanal YouTube AHMADSF 23,dan membagikan ulang untuk Anda.
Simak dan ikuti penjelasan singkat mengenai ide jualan bubur kekinian modal beras berikut.
Laki-laki yang biasa dipanggil Abang oleh pembelinya itu sudah mulai membuka ide usaha berjualan bubur sejak lama, sudah lebih dari 6 tahun.
Setiap harinya, Abang membawa bubur sebanyak 6 ½ kg yang dijual dari jam 05.00 pagi, dan biasanya sampai jam 09.00 pagi sudah habis.
Bubur milik Abang ini berbeda dengan bubur yang lain pasalnya semua bumbu dibuat homemade.
Baca Juga: Ide Jualan Jajanan Takjil 2023! Bakso Seafood Paling Laris Manis. Baru Buka Udah Ditunggu Pembeli
Setelah bubur dituang dalam mangkuk, biasanya akan diberi bubuk pedas atau bubuk lada, kecap asin, kaldu ayam homemade , potongan cakwe, suwiran ayam, suwiran ati dan ampela.
Selanjutnya diberi tambahan potongan daun bawang, sebelum diberi pelengkap, bubuk akan diaduk terlebih dahulu agar bumbunya meresap.
Bubur Abang ini khas Tasik dan tidak menggunakan kuah seperti pada bubur khas Cirebon.
Untuk bahan pelengkapnya biasanya tergantung pada permintaan pembeli karena selera pembeli biasanya berbeda-beda.
Untuk harganya sendiri, bubur Abang khas Tasik ini terbilang cukup ekonomis karena satu porsinya dibandrol sekitar Rp12.000 sampai Rp15.000.
Keunikan lainnya adalah pembeli yang memilih take away akan dibungkus menggunakan kertas nasi dan bukan cup.
Namun demikian, abang tetap menyediakan cangkir untuk membungkus bubur jika ada yang ingin membawa pulang.
Pelanggan bubur ini bukan hanya berasal dari Tasik, tapi ada juga yang berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah yang selalu mampir dan minta dibungkuskan bubur.
Abang mengaku jika buburnya mulai ramai sejak 6-7 tahun ke belakang, walau setelah pandemi menyerang omset penjualannya juga mulai berkurang.
Abang menciptakan sendiri resep bubur yang satu ini, bahkan untuk melakukan riset rasanya, lelaki itu sampai tak bisa tidur dan sering begadang selama 6 bulan hanya untuk menemukan rasa yang pas.
Tak hanya itu, dia juga sering mencicipi berbagai jenis bubur untuk membandingkan setiap rasa dan menciptakan bubur baru yang enak.
***