Tradisi Dukutan Cerminan Kisah Percintaan Masa Lalu Airlangga di Lereng Gunung Lawu

- 11 Oktober 2021, 00:53 WIB
Tradisi Dukutan di lereng Gunung Lawu hingga kini masih teap dilestarikan
Tradisi Dukutan di lereng Gunung Lawu hingga kini masih teap dilestarikan /Sukoharjoupdate/Bramantyo

Pohon itu adalah pohon kantil dan pohon Preh. Akar dan sulur pohon preh sudah membalut pohon kantil.

Konon, menurut cerita turun temurun, pada suatu masa dimana ketika Airlangga akan menikahi salah satu putri pamannya di Kerajaan Medang (sekarang sekitar Maospati) tiba-tiba diserang oleh Raja Wurawari yang berasal dari Lwaram (sekarang Cepu/Blora).

Baca Juga: Bupati Karanganyar Meradang Pendaki Nekat Naik Tugu Puncak Gunung Lawu: Cari Sampai Ketemu

Saat itu Airlangga bersama patih setianya yakni Naratoma berhasil melarikan diri dan bersembunyi sementara waktu di sebuah hutan di Wonogiri.

Setelah kondisi dirasa aman Raja Airlangga bersama dengan patihnya berniat kembali ke Kerajaan Kediri. Saat tiba di desa Nglurah ini mereka beristirahat sejenak sebelum kembali ke kerajaan Kediri.

Sampai pada akhirnya Airlangga bertanya pada patihnya apakah mau kembali ikut bersamanya atau tinggal dan membangun desa yang sempat disinggahi Airlangga.

Baca Juga: Bertemu Bupati Karanganyar, Pemuda Viral Naik ke Atas Tugu Puncak Gunung Lawu Dihukum Menanam Pohon

Dan Narotama sendiri akhirnya memilih tinggal dan menikah dengan Nyi Rasa Putih. Berawal dari kisah turun temurun, gambaran permusuhan antara dua insan yang semula saling bermusuhan namun diakhiri dengan pernikahan antara kedua insan.

Yakni Patih Naratama dari kerajaan Kediri pada masa pemerintahan Raja Erlangga dengan seorang wanita yang dikenal bernama Nyi Roso Putih yang akhirnya terikat sebagai pasangan suami istri.

Mengingat kisah perseteruan dan percintaan masa lalu tersebut diabadikan dalam acara bersih desa di Desa Nglurah Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

Halaman:

Editor: Bramantyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah