Warga Sukoharjo bisa belajar sejarah di Masjid Darussalam ini yang sudah dibangun sejak tahun 1837. Pada area belakang masjid ini akan ditemukan sebuah makam milik Kiai Lombok yang merupakan seorang ulama yang berjasa membangun dan mendirikan bangunan Masjid Darussalam.
Selain itu, Masjid Darussalam yang berlokasi di Dusun Kedunggudel, Kelurahan Kenep ini merupakan saksi perjuangan dari Pangeran Diponegoro yang gigih melawan Belanda. Hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah sumur yang tertutup kaca dan bertuliskan “Sumur Kyai Pleret”.
Adapun maksud dari ‘Kyai Pleret’ adalah perumpamaan untuk nama dapur tombak yang digunakan sebagai bentuk pengakuan terhadap kekuasaan dan kepemimpinan suatu tokoh di Jawa.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Yogyakarta Hari Kedua Ramadhan dan Jadwal Lengkap Sholat
Sumur ini pernah digunakan sebagai tempat untuk menyimpan harta perang dari Pakubuwana VI (PB VI) ke Pangeran Diponegoro. PB VI merupakan susuhunan Surakarta.
Meskipun wilayah perang Pangeran Diponegoro di Jawa tergolong luas yaitu hampir setengahnya, tetapi tempat ini menjadi saksi bukti dukungan dari Kasunanan Surakarta pada masa PB ke VI
Menurut sejarah, konon Masjid Darussalam ini pernah dihujani bom sebanyak 21 kanon, tetapi tidak ada satupun yang berhasil meledak dan membumihanguskan Kedunggudel.
Dari jejak sejarah dan bukti ditemukannya batu bara merah ukuran besar di dalam tanah, hal ini menandakan bahwa kampung dan peradaban yang ada di Kedunggudel ini sudah ada sejak zaman Majapahit.