“Intinya kami harus mematuhi mana yang boleh dan mana yang tidak boleh,” tandas gadis kelahiran 5 Juni 2002 ini.
Dalam sehari, mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Indonesia ini bisa membuat lima konten.
“Untuk ide-ide semua itu dari aku. Nah, kalau mau bikin content di Mangkunegaran karena memang ada beberapa ruangan-ruangan yang dibatasi,” tutur putri bungsu KRMH Roy Rahajasa Yamin dan KRAY Endang Purwaningrum.
Rania juga berkontribusi mengenalkan gaya berkain batik ke anak muda. Dalam komunitasnya, dia menjabat sebagai Direktur Kreatif Kain Gembira di Komunitas Swara Gembira.
Meski berkuliah di Jakarta, Rania lebih banyak aktif di Solo. Hampir sebulan sekali, dia ke Kota Bengawan. Dia juga banyak menerima tawaran sebagai model di Solo.
Darah seninya ini mengalir dari eyangnya, Rahadian Yamin yang merupakan tokoh fashion di Indonesia.
“Saya selalu berusaha pakai kain, baik di rumah atau saat bepergian. Padu padannya nggak harus dengan kebaya, bisa dengan kaos atau atasan lainnya,” jelasnya.
Rania juga sering diajak berkolaborasi oleh brand-brand ternama. Seperti Shopee, Tokopedia, Traveloka, dan lain-lain.