PKL Solo Baru Bagikan Dagangan Gratis, Protes Gegara Jalan Kembali Ditutup

- 4 Agustus 2021, 19:04 WIB
PKL Solo Baru segmen 1 protes penutupan jalan dengan memasang spanduk di pagar barikade penutup jalan Ir Soekarno, Solo Baru, tepatnya di kawasan Tanjung Anom.
PKL Solo Baru segmen 1 protes penutupan jalan dengan memasang spanduk di pagar barikade penutup jalan Ir Soekarno, Solo Baru, tepatnya di kawasan Tanjung Anom. /Nanang Sapto Nugroho/


SUKOHARJOUPDATE - Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) segmen 1 kawasan Jl Ir Soekarno, Solo Baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo mengaku kesal atas penutupan jalan yang kembali dilakukan petugas.

Mereka hanya bisa menggantung asa, gigit jari batal berjualan setelah jalan Ir Soekarno kembali ditutup sebagian. PKL mayoritas pedagang kuliner ini kesal dengan penutupan jalan tersebut lantaran tanpa ada sosialisasi terlebih dulu.

Harapan untuk kembali dapat mengais rejeki, berjualan menjaring pembeli setelah sekitar 1 bulan libur akibat penerapan PPKM Darurat dilanjut PPKM Level 4, akhirnya pupus seketika.

Menumpahkan kekesalan, mereka akhirnya menggelar aksi protes dengan membagikan dagangan gratis kepada pengguna jalan yang melintas di sekitar bundaran patung Ir Soekarno, Tanjung Anom, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo pada Rabu 4 Agustus 2021 sore.

Pantauan dilapangan, kekesalan itu juga mereka ungkapkan dalam sebuah spanduk, "Aku Luwe, Tolong Kami".

Beberapa pengendara motor terlihat mendapat pembagian makanan gratis tersebut. Diantara yang dibagikan ada mie ayam dan es teh. Masing - masing dibungkus plastik satu - satu.

Mewakili PKL segmen 1, Ketua Paguyuban PKL Setia Kawan Solo Baru, Sudarsi (51) menuturkan, pihaknya sangat kecewa dengan kembali ditutupnya jalan oleh petugas. Padahal sehari sebelumnya, sempat dibuka.

"Penutupan jalan ini sama sekali tidak ada koordinasi maupun sosialisasi dengan pedagang. Pagi tadi para pedagang sudah kulakan untuk persiapan berjualan, tapi ternyata, jalan ditutup," katanya.

Ia dan sekitar 150 PKL lainnya di Solo Baru mengaku tidak tahu lagi harus berbuat apa ketika jalan dilokasi tempat mereka berjalan selama ini menjadi sepi akibat aksesnya ditutup.

"Kami sudah bosan, lelah menghadapi aturan PPKM. Kami terus menerus hanya diminta bersabar. Perut kami, dan anak -anak kami nggak bisa hanya diminta bersabar karena butuh makan. Ini mau sampai kapan?," ujarnya.

Menurutnya, para PKL tidak bisa hanya diminta supaya mematuhi kebijakan maupun peraturan yang jelas sangat merugikan bagi kelangsungan usaha perekonomiannya.

"Jadi kami mohon kepada pemerintah yang membuat kebijakan, bagaimana solusinya supaya kami bisa berjualan, supaya kami juga bisa mematuhi ketentuan protokol kesehatan," tegasnya.

Menyinggung soal bantuan sosial dari pemerintah untuk PKL beberapa waktu lalu, Sudarsi mengaku belum semuanya mendapat bantuan tersebut.

"Pembagian bantuan tidak merata. Kalau saya disuruh memilih, saya pilih tidak mendapatkan bantuan tapi diperbolehkan berjualan. Saya bisa cari makan sendiri asalkan jalan dibuka kembali," tandasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Sidik (38), pedagang susu segar yang biasa berjualan tidak jauh dari bundaran patung Ir Soekarno, Tanjung Anom. Ia mengaku sudah tidak mampu lagi bangkit berjualan.

"Sudah 1 bulan lebih saya tidak bisa berjualan. Lima karyawan terpaksa harus saya liburkan," ungkapnya.

Terpisah, Kasatlantas Polres Sukoharjo, AKP Heldan Pramodha Wardana saat di konfirmasi membenarkan bahwa, sesuai perpanjangan PPKM Level 4, penutupan jalan masih berlanjut hingga 9 Agustus 2021 mendatang.

"Masih ditutup," pungkas Kasat Lantas melalui pesan singkat WhatsApp.***

Editor: Triyanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x