Salah satu utusan Majapahit yang bernama Nilasuwarna, putra Adipati Wilatika Tuban, mendapat tugas untuk menumpas pasukan Tartar di dalam hutan selatan (Blitar dan sekitarnya).
Singkat cerita, Nilasuwarna berhasil mengalahkan pasukan Tartar. Sebagai imbalannya, Nilasuwarna diberi hadiah untuk membabat alas dan mengelola hutan selatan yang pernah menjadi medan perang saat menaklukkan bangsa Tartar.
Baca Juga: Resep Puding Coklat Keju Lumer untuk Ide Takjil Buka Puasa yang Dicari Banyak Orang
Atas keberhasilannya, ia diberi gelar sebagai Adipati Ariyo Blitar I. Kawasan hutan selatan yang dikelolanya ia namai sebagai Balitar (Bali Tartar).
Nama tersebut merupakan sebuah peringatan akan keberhasilannya dalam menguasai hutan tersebut.
Masa pemerintahannya pernah diwarnai dengan pemberontakan oleh Ki Sengguruh, seorang Patih Kadipaten Blitar. Sang Patih berhasil merebut tahtanya dan bergelar Adipati Ariyo Blitar II.
Namun, pemberontakan tersebut berhasil ditumpas kembali oleh Djoko Kandung, putra Adipati Ariyo Blitar I. Atas keberhasilannya, dia mendapat gelar Adipati Ariyo Blitar III.
Berdasarkan sejarahnya, Djoko Kandung tidak pernah mau menerima tahta tersebut, meskipun secara de facto dia menjadi pemimpin Kadipaten Blitar
2. Penjajahan Belanda