Piala Dunia Qatar 2022 Jadi yang Termahal Sepanjang Sejarah, di Balik itu Ada Kecurigaan Pelanggaran HAM

6 Oktober 2022, 08:23 WIB
Piala Dunia Qatar 2022 /Instagram @adidasindonesia

BERITASUKOHARJO.com – Piala Dunia Qatar 2022 akan menjadi yang termahal sepanjang sejarah FIFA karena menelan biaya $220 miliar atau dalam rupiah sekitar Rp3.355 triliun.

Biaya $220 miliar tersebut melampaui Piala Dunia Brasil 2014 yang menelan biaya $15 miliar dan Piala Dunia Rusia 2018 yang menelan biaya sebesar $11,6 miliar.

Ajang Piala Dunia termahal sepanjang sejarah FIFA ini akan digelar di lima kota, yaitu Al Khor, Ar Rayyan, Al Wakrah, Doha, dan Lusail.

Baca Juga: Tanpa Telur Tanpa Ragi Tetap Empuk dan Super Enak, Cemilan 5 Bahan Ini Bikinnya Mudah Banget, Gak Perlu Ulen!

Dari total biaya yang dilaporkan, $210 miliar yang dikaitkan dengan Piala Dunia merupakan bagian dari rencana Qatar 2030.

Rencana Qatar 2030 yang dikaitkan dengan Piala Dunia adalah pembangunan infrastruktur, termasuk membangun pusat inovasi dengan hotel, transportasi bawah tanah yang canggih, stadion, dan juga bandara.

Awal penawaran muncul angka $4 miliar yang diusulkan terkait stadion baru Qatar. Namun, angka tersebut meningkat signifikan menjadi $6 miliar hingga $10 miliar.

Baca Juga: Brownies Coklat Susu Lumer, Bikinnya dengan Resep yang Mudah Tinggal Diaduk, Cocok untuk Ide Jualan

Di balik semua rencana megah yang dikaitkan dengan Piala Dunia Qatar 2022, muncul kecurigaan pelanggaran HAM hingga mendapat kecaman internasional.

Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia karena perlakuan yang buruk terhadap pekerja migran.

Dilansir dari laman Front Office Sports oleh BeritaSukoharjo.com pada hari Kamis, 6 Oktober 2022, ada sekitar 1,7 juta pekerja migran di negara yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 itu.

Baca Juga: Cuma Diaduk Jadilah Kue Super Enak Ini, Cemilan Tanpa Telur Tanpa Mixer, Anti Bantat dan Irit Banget!

Pada awal tahun 2013, kelompok hak asasi manusia, Amnesty International, telah menyerukan penyelidikan terkait kondisi para pekerja.

Dari salah satu wawancara yang dilakukan oleh Amnesty International dengan penjaga keamanan yang mengatakan bahwa “tahu majikan mereka melanggar hukum, tetapi merasa tidak berdaya untuk menantang mereka.”

Melihat kecurigaan pelanggaran hak asasi manusia, Paris dan beberapa kota lainnya telah memastikan untuk memboikot pemutaran pertandingan Piala Dunia di tempat umum sebagai bentuk protes.

 

Bukan hanya pelanggaran terhadap pekerja yang terjadi, timbulnya korban hingga 50 pekerja tewas telah menjadi perhatian.

Baca Juga: Resep Ayam Goreng Rempah Bawang ala Chef Ade Koerniawan, Nikmatnya Sampai Ke Ubun-Ubun!

Beberapa orang juga mengkhawatirkan stadion ber-AC yang dibuat untuk pertandingan dan kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkan ketika ajang ini dimulai pada November mendatang.

Selain itu, Qatar juga mendapat tuduhan kecurangan keuangan yang melibatkan beberapa pihak salah satunya adalah mantan Presiden AFC Mohamed Bin Hammam.

Pada tahun 2011 silam, mantan Presiden AFC itu dituduh telah membeli hak untuk memenangkan penawaran. Informasi itu dibeberkan oleh mantan Wakil Presiden FIFA Jack Warner.

Pada tahun 2020, tiga pejabat Amerika Selatan diduga menerima suap untuk memastikan suara untuk Qatar. Tuduhan itu secara resmi dilayangkan oleh Departemen Kehakiman AS. ***

Editor: Nurulfitriana Ramadhani

Sumber: euronews.com Front Office Sports

Tags

Terkini

Terpopuler