SUKOHARJOUPDATE - Banyak masyarakat di pasaran hingga saat ini masih menyebut kain Ecoprint sama dengan batik karena produk yang dihasilkan sama berupa lembaran kain bermotif atau bercorak.
Sebenarnya Ecoprint berbeda dengan batik, meskipun banyak para perajin Ecoprint sendiri menyamakannya dengan batik. Perbedaan Ecoprint dengan batik ada pada bahan pembuatan corak atau motif yang digunakan.
Batik adalah kain bergambar atau bermotif dibuat secara khusus menggunakan bahan bernama 'malam' yang dicairkan melalui tungku untuk kemudian digoreskan pada kain.
Baca Juga: Ecoprint Ramah Lingkungan Jadi Tamsil
Sementara proses Ecoprint tidak menggunakan malam.
Mengutip informasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam akun facebook.com/ParekrafRI pada, Jum'at 20 Agustus 2021, Ecoprint sebenarnya sudah ada sejak jaman dahulu.
Proses pembuatannya sangat sederhana dengan bahan selain kain diantaranya adalah, air tawas dan dedaunan, sehingga bisa mendapatkan motif-motif yang unik dan tentunya ramah lingkungan.
Baca Juga: Makanan Untuk Pasien Covid 19 Yang Anosmia
Dalam proses pembuatan Ecoprint, teknik yang digunakan adalah dengan cara menyerap pigmen atau warna dan motif dari bahan alami yang digunakan.
Bahan-bahan ini meliputi dedaunan, bunga, kayu, atau bagian tanaman lainnya yang menghasilkan warna dan motif khas.
Dalam pembuatan Ecoprint, pemilihan bahan kain yang akan digunakan juga perlu diperhatikan. Kain yang dipilih adalah kain dengan bahan yang mudah menyerap warna alami.
Baca Juga: Rekomendasi Kemenkes, Penderita Autoimun Bisa Mendapat Vaksinasi Covid 19, Cek Syaratnya
Kain-kain tersebut seperti kain katun, linen, rayon, dan sutra. Pemilihan kain menjadi penting karena akan berpengaruh pada produk Ecoprint yang dihasilkan.