Baca Juga: Yakin Thrifting Aman? Ini 7 Risiko dan Ancaman Memakai Pakaian Bekas Impor, Nomor 6 Bikin Merinding
Terkait hal itu, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Republik Indonesia memberi sedikit penjelasan.
Melalui Wakil Rektor III Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an, Dr. KH. Ali Nurdin, M.A, Bimas Islam mengunggah penjelasan tersebut dalam bentuk video di akun Instagram resmi mereka.
Dalam video tersebut, Dr. KH. Ali Nurdin, M.A menjelaskan bahwa seseorang dipilih menjadi imam karena dianggap mampu membaca kitab Al-Qur'an dengan baik.
Ia juga menyebut bahwa ada faktor lain yang tidak kalah penting dalam memimpin shalat tarawih selain kemampuan membaca Al-Qur'an dengan baik, yaitu kekhusyukan.
Baca Juga: Buntut Drama Perundungan, Netizen Malah Geram kepada Selena Gomez karena Membela Hailey, Ada Apa?
"Seorang imam dipilih bukan hanya karena bisa membaca Al-Qur'an. Akan tetapi juga harus memahami dengan baik," kata Dr. KH. Ali Nurdin, M.A, dikutip BeritaSukoharjo.com dari Instagram @bimasislam pada Sabtu, 25 Maret 2023.
"Memang aspek bacaan penting untuk keutamaan dan kesempurnaan jamaah shalat karena kekhusyukan adalah bagian penting dari mengerjakan shalat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Dr. KH. Ali Nurdin, M.A kemudian mengungkapkan pandangannya terkait seseorang yang ingin shalat tarawihnya cepat selesai.
"Kalau seseorang mencari imam hanya ingin cepat, ya, tentu saja jamaahnya sah. Akan tetapi akan kehilangan keistimewaan shalat berjamaah yaitu kekhusyukan," ujar Dr. KH. Ali Nurdin, M.A.